Selasa 06 Jun 2017 21:07 WIB

Ini yang Perlu Dilakukan Saat Anak Alami Kejang Demam

Demam pada Anak (Ilustrasi)
Foto: THE-PARENTING-MAGAZINE.COM
Demam pada Anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejang merupakan peristiwa yang menakutkan bagi setiap orang tua. Dokter spesialis anak RS Sariasih Ciputat Tubagus Ferdi Fadilah, SpA., M.Kes mengatakan pada saat kejang, sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya akan meninggal.

Tubagus mengatakan pertolongan pertama pada saat kejang dilakukan dengan segera menurunkan panas baik dengan kompres atau pemberian antipiretik. Setelah itu, memberikan obat antikonvulsan/anti kejang (dosis obat sesuai saran dokter). Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orangtua dirumah adalah obat kejang melalui rektal (dubur).

"Bila setelah pemberian obat tersebut kejang belum berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan jarak waktu 5 menit, kemudian segera dibawa ke dokter atau rumah sakit," kata dia.

Mengenal Kejang Demam pada Anak

Beberapa hal yang harus di kerjakan bila anak kejang adalah tetap tenang dan tidak panik. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila terdapat muntah, bersihkan muntah atau lendir di mulut atau hidung.

Walaupun terdapat kemungkinan kecil lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam tubuh. Ukur suhu, observasi dan catat bentuk dan lama kejang. Orang tua, kata Tubagus harus tetap bersama anak selama dan sesudah kejang. Segera berikan obat kejang rektal bila kejang masih berlangsung lebih dari 5 menit.

"Jangan berikan bila kejang telah berhenti. Obat kejang rektal hanya boleh diberikan satu kali oleh orang tua," kata dia.

Tubagus menjelaskan jika kejang berlangsung 5 menit atau lebih, suhu tubuh lebih dari 40oC, kejang tidak berhenti dengan obat kejang rektal, kejang sebagian tubuh, setelah kejang anak tidak sadar, anak harus segera dibawa ke dokter.

Staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Univ. Trisakti ini mengatakan prognosis kejang demam secara umum sangat baik. Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. Namun, pada kasus kejang lama atau berulang dapat terjadi kelainan neurologis.

Suatu penelitian melaporkan terdapat gangguan recognition memory pada anak yang mengalai kejang lama. Hal inilah yang menegaskan pentingnya penghentian kejang demam yang berpotensi menjadi kejang lama.

Kejang demam bisa menjadi kekambuhan 80 persen bila ada faktor risiko riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga, usia saat kejang kurang dari 12 bulan, suhu tubuh kurang dari 39  derajat Celcius saat kejang, jarak waktu antara kejang yang singkat, atau saat kejang pertama kali merupakan kejang demam kompleks. Bila tidak ada faktor risiko tersebut maka kekambuhan hanya berkisar 10-15 persen.

Bila terdapat kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama, kejang demam kompleks, adanya riwayat epilepsi pada orangtua atau saudara kandung, kejang demam sederhana yang berulang 4 kali atau lebih dalam satu tahun, maka masing-masing faktor risiko tersebut meningkatkan kejadian epilepsi sampai 4-6 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement