Kamis 15 Jun 2017 08:50 WIB

Kegemukan Bisa Jadi Awal Terserang PTM

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Kegemukan bukan semata urusan gen, kebiasaan hidup yang tidak sehat juga berkontribusi pada penambahan berat badan.
Foto: pixabay
Kegemukan bukan semata urusan gen, kebiasaan hidup yang tidak sehat juga berkontribusi pada penambahan berat badan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegemukan sudah lama menjadi momok yang membuka jalan ke berbagai penyakit. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Lily S Sulistyowati, MM mengatakan, obesitas atau kegemukan bisa menjadi awal terserang penyakit tidak menular (PTM).

Ia menjelaskan, banyak orang yang malas bergerak dan pola makannya tidak seimbang, hanya berpikir yang penting kenyang tanpa mempertimbangkan kualitas makanan yang dimakan sehat atau tidak. Padahal, bisa jadi yang dimakan hanya mengandung karbohidrat dan lemak saja. Kalau gaya hidup ini diteruskan, kata dia, bisa menjadi obesitas. Ia menyebut untuk mengetahui berat badan ideal bisa dengan rumus tinggi badan dikurangi 110.

"Awalnya dari kegemukan akhirnya kan (lemak) menekan jantung dan seluruh badan. Kalau tidak melakukan aktivitas fisik bisa terkena PTM seperti hipertensi, stroke, dan gangguan ginjal," katanya, usai pemaparan diskusi bertema rutin aktivitas fisik, keluarga terhindar PTM, di Jakarta.

Jadi, kata dia, aktivitas fisik ini penting untuk dilakukan. Ia mengakui, aktivitas fisik cukup tinggi pengaruhnya untuk mencegah PTM. Ketika mengonsumsi makanan berlebih kemudian diimbangi olahraga yang baik maka lemaknya dibakar.

Sebaliknya, kalau didiamkan saja dan tubuh ditimbun lemak maka bisa menyerang pembuluh darah seperti stroke atau penyakit kardiovaskular. Ia mencontohkan aktivitas fisik sederhana bisa dilakukan seperti berjalan kaki, membersihkan rumah. Namun, ia meminta pengecekan berat badan juga juga harus sering dilakukan sebagai skrining. Ia mengimbau setiap rumah tangga memiliki timbangan berat badan.

"Nilai timbangan kan sangat bermanfaat," ujarnya. Namun, ia juga menekankan kalau sudah melakukan olahraga tetapi tetap merokok hasilnya sama saja. Penyakit akan tetap menghampiri karena rokok mengandung racun yang bisa menyebabkan penyakit. Jadi, kata dia, aktivitas fisik harus diimbangi dengan tak merokok.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement