Selasa 20 Jun 2017 10:24 WIB

Pola Hidup tak Sehat Jadi Penyebab Obesitas Global

Rep: DESY SUSILAWATY/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Makanan Sehat
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Makanan Sehat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat dunia ternyata masih sangat minim yang menganut pola hidup sehat. Hal ini dapat terlihat dari temuan survei Asia Pasific Balanced Nutrition Survey yang dilakukan Herbalife dan dipublikasi tahun 2017 di 12 negara termasuk Indonesia.

Hasil tersebut menunjukkan 71 persen dari 6.000 responden hanya memakan 1 sampai 2 porsi buah per hari atau jauh dari jumlah yang seharusnya dianjurkan yakni 5 porsi per hari. Selain itu, sebanyak 57 persen responden tidak minum cukup air sesuai rekomendasi 8 gelas per hari. Hasil lainnya menunjukkan lebih dari setengah atau 54 persen responden melakukan aktivitas fisik kurang dari satu jam, bahkan 11 persennya tidak melakukan aktivitas fisik apapun.

Sepertiga dari total responden mengatakan mereka memiliki faktor penghambat untuk menjalani pola hidup sehat dengan gizi seimbang dimana sebanyak 46 persen responden menyatakan mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjalani pola hidup sehat. Sebanyak 41 persen beralasan kekurangan motivasi, 40 persen mengatakan kekurangan biaya untuk menjalani pola hidup sehat dengan gizi seimbang. Alasan lainnya adalah tidak nyaman menjalani pola hidup sehat 34 persen dan sebanyak 26 persen responden mereka mengaku kekurangan informasi mengenai praktik pola hidup sehat.

Chairman Herbalife Nutrition Institute and Nutrition Advisory Board Dr. David Heber mengatakan, faktor terbesar penyebab obesitas di suatu negara adalah masih minimnya kesadaran masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat melalui asupan nutrisi dan aktivitas fisik. Cara mengetahui tingkat obesitas seseorang adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index/BMI). Untuk mencapai kesehatan optimal, BMI rata-rata menurut WHO (World Health Organization) di kisaran 18,5 sampai 24,9 kg/m2. Sementara, seseorang dikatakan menderita obesitas jika indeksnya massa tubuhnya di atas 30 kg/m2.

Obesitas dapat mengganggu keseimbangan hormon dan fungsi tubuh sehingga meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit degeneratif seperti jantung koroner, stroke, diabetes hingga penyakit kanker. “Kami harap melalui kegiatan wellness tour ini dapat memberikan wawasan yang tepat dan mencukupi dalam menjalani pola hidup sehat di masyarakat di seluruh Asia Pasifik khususnya di Indonesia,”ujar David yang juga merupakan ahli di bidang nutrisi, metabolisme dan obesitas, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (20/6).

Berdasarkan fakta itulah, Herbalife, penyedia produk nutrisi global menyelenggarakan Welness Tour 2017 sebagai upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan sehat di kawasan Asia Pasifik. Kegiatan yang diisi dengan simposium dan kampanye kesehatan ini diselenggarakan untuk menindaklanjuti survei bertajuk “Asia Pacific Balanced Nutrition survey” yang dilaksanakan beberapa waktu lalu serta untuk peluncuran Herbalife Aloe Concentrate varian baru yaitu rasa mangga.

Senior Director &Country General Manager Herbalife Indonesia Andam Dewi mengatakan, kegiatan ini diisi dengan simposium dan kampanye yang melibatkan kalangan dokter dan pelaku medis serta distributor independen Herbalife untuk menyebarluaskan semangat gaya hidup sehat melalui asupan nutrisi seimbang dan aktivitas fisik kepada masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement