REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sindrom metabolisme dikenal sebagai salah satu gangguan kesehatan yang dapat secara tiba-tiba menjadi penyebab langsung kematian. Sindrom metabolisme adalah kombinasi tiga gejala atau lebih dari faktor resiko penyakit jantung dan diabetes, seperti darah tinggi, trigliserida yang tinggi, dan lingkar pinggang yang besar.
Namun, berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh sejumlah peneliti asal Iran, dan telah dipublikasikan di jurnal ilmiah, Phytotherapy Research, alpukat ternyata membantu mengurangi resiko gangguan sindrom metabolisme. Riset ini pun didasarkan pada 129 penelitian sebelumnya tentang manfaat alpukat untuk kesehatan. Sebagian besar penelitian tersebut mengkaji manfaat mengkonsumsi daging buah, daun, minyak, bahkan batang pohon alpukat.
Peneliti menyimpulkan, buah alpukat memiliki efek yang baik untuk menurunkan level kolesterol. Tidak hanya itu, mengkonsumsi alpukat secara rutin juga dapat berimbas tingkat lemak dalam tubuh, seperti LDL (kolesterol buruk), HDL (kolesterol bagus), triglycerids, total cholesterol, dan phospholids. Selain itu, alpukat juga ternyata memiliki manfaat lain.
''Menurunkan efek lipid, anti hipertensi, anti diabetes, anti obesitas, anti trombotik, anti esterosklerosis, dan efek cardioprotective juga telah terbukti dalam beberapa studi-studi tersebut,'' tulis hasil penelitian di jurnal tersebut, seperti dikutip Time.
Sementara ahli nutrisi sekaligus kontributor untuk majalah kesehatan asal Amerika Serikat, Cynthia Sass, menuturkan, hasil-hasil studi itu sebenarnya sudah cukup untuk membuat alpukat disebut makanan super. Sass menambahkan, alpukat bisa mengurangi adanya lemak yang ada di perut, jenis lemak yang paling berbahaya di tubuh.
Hasil penelitian juga menunjukan, orang yang lebih sering makan alpukat memiliki berat badan yang lebih ringan dan pinggal yang lebih kecil dibanding dengan orang yang jarang makan alpukat. Alpukat juga dapat menjadi sumber yang bagus untuk kebutuhan antioksidan, serat, vitamin, dan mineral.
Selain itu, ada pula kandungan lemak jenis monounsaturated, yang dianggap bagus untuk metabolisme. Kandungan ini umumnya lebih aman dan dapat ditolerir oleh tubuh dibandingkan dengan kandungan sejenis yang terdapat di obat sintetis.