REPUBLIKA.CO.ID, Duduk terlalu lama dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit berbahaya hingga kematian dini. Risiko ini bahkan tetap ada meski individu yang bersangkutan telah melakukan olahraga secara rutin.
Duduk terlalu lama berkaitan erat dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes tipe 2 dan kematian dini. Lebih dari 40 studi menunjukkan bahwa risiko ini akan semakin membesar seiring dengan semakin lamanya seseorang menghabiskan waktu untuk duduk.
Risiko-risiko berbahaya di balik duduk terlalu lama diketahui tak bisa benar-benar hilang meski individu yang bersangkutan telah melakukan olahraga secara rutin. Analisa terhadap lebih dari 12 studi menunjukkan bahwa olahraga selama 60 menit per hari dengan intensitas sedang dapat mencegah risiko kematian dini akibat duduk terlalu lama. Akan tetapi olahraga yang sama tidak bisa menghilangkan dampak negatif duduk terlalu lama pada kadar insulin dan lemak darah.
Tim peneliti menilai dampak buruk yang timbul akibat duduk terlalu lama ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas otot, khususnya otot besar pada kaki dan punggung. Penurunan aktivitas otot ini berpengaruh terhadap menurunnya kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah dan membuang lemak darah yang berbahaya.
Di samping itu, duduk terlalu lama juga dapat memberi dampak yang buruk terhadap fungsi pembuluh darah. Kebiasaan ini juga cenderung meningkatkan rasa ingin makan sehingga dapat menyebabkan makan berlebih dan peninkatan berat badan.
Selain berolahraga rutin, pengurangan waktu atau durasi duduk juga perlu dilakukan demi mengindari risiko-risiko buruk akibat duduk terlalu lama. CNN mengungkapkan setidaknya ada empat trik yang bisa dilakukan untuk mengurangi durasi duduk setiap harinya.
Untuk mengurangi durasi duduk di kantor, karyawan disarankan untuk berdiri selama beberapa menit setiap setengah jam. Jika memungkinkan, karyawan sebaiknya menggunakan meja yang memungkinkan dirinya untuk bekerja sambil duduk dan berdiri.
Ketika menggunakan mobil, pengendara disarankan untuk mencari tempat parkir sejauh mungkin dari pintu bangunan yang dituju. Dengan begitu pengendara memiliki kesempatan untuk berjalan kaki lebih lama. Jika menggunakan kendaraan umum seperti bis, penumpang disarankan untuk berdiri dibandingkan duduk.
Jika bekerja dari rumah, pekerja disarankan untuk sesering mungkin berdiri dari meja kerja. Saat sedang bersantai menonton televisi pun disarankan untuk berdiri atau sambil mengerjakan sesuatu agar tubuh tetap bergerak aktif.
Sebagai kesimpulan, olahraga rutin yang diimbangi dengan pola hidup sedentari bukanlah cara menjaga kesehatan yang baik. Olahraga rutin juga perlu diimbangi dengan pola hidup aktif sepanjang hari. Dengan kombinasi ini, manfaat positif dari olahraga rutin akan terasa lebih optimal.