Senin 10 Jul 2017 05:47 WIB

Minuman Diet Tingkatkan Risiko Stroke dan Demensia?

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Indira Rezkisari
Minuman soda diet
Foto: flickr
Minuman soda diet

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Sebuah penelitian baru menemukan minum hanya satu minuman diet sehari dapat membuat manusia tiga kali lebih mungkin menderita stroke atau demensia yang mematikan. Orang yang memiliki satu minuman manis sehari lebih berisiko menderita dua penyakit tersebut dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari satu minuman diet selama sepekan.

Periset mengatakan tidak ada hubungan antara minuman yang mengandung gula dengan peningkatan risiko stroke dan demensia. Namun memperingatkan orang untuk tidak melihat minuman manis sebagai pilihan sehat.

"Kami merekomendasikan agar orang minum air secara teratur daripada minuman manis,” kata Dr. Matthew Pase dari Boston University School of Medicine, seperti yang dilansir dari Manchester Evening News, Senin (10/7).

Penelitian baru yang dipublikasikan di Jurnal American Heart Association, berdasarkan data 10 tahun ini ada lebih dari 4.300 orang yang menderita stroke. Penderita stroke berusia di atas 45 tahun, sementara penderita demensia berusia di atas 60 tahun.

Selama tahun 1990-an, semua peserta mengisi kuisioner tentang asupan makanan dan minuman mereka di tiga titik terpisah. Studi tersebut menemukan bahwa mereka yang meminum minuman manis untuk diet seperti, Diet Coke dan Pepsi Max setiap hari memiliki hampir tiga kali peningkatan risiko demensia atau stroke.

Mereka juga dianggap 2,9 kali lebih mungkin untuk mengembangkan Alzheimer. Periset kemudian mengikuti kelompok tersebut selama 10 tahun, mencatat 97 kasus stroke selama periode tersebut, dan 81 kasus demensia (63 kasus secara khusus adalah penyakit Alzheimer).

Setelah disesuaikan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, asupan kalori, olahraga dan merokok, orang yang memiliki setidaknya satu minuman diet sehari-hari memiliki risiko demensia atau stroke yang hampir tiga kali lipat. Para peneliti mengatakan studi masa depan harus melihat efek minuman diet pada faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko stroke dan demensia, seperti tekanan darah tinggi.

Dr. Pase mengatakan studi tersebut menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut mengingat seberapa sering orang meminum minuman manis buatan.

Sementara itu, Direktur Jenderal British Soft Drinks Association, Gavin Partington mengatakan penulis studi ini mengakui bahwa mereka tidak menemukan sebab dan akibat dan tidak memberikan bukti berbasis sains untuk mendukungnya. “Faktanya, berdasarkan bukti, Public Health England secara aktif mendorong perusahaan makanan dan minuman untuk menggunakan pemanis berkalori rendah sebagai alternatif gula dan membantu orang mengelola berat badan mereka,” ujar Partington.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement