Jumat 14 Jul 2017 16:20 WIB

Vaksin Dipercaya Cegah HPV Penyebab Kanker Serviks

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Warga menunggu antrian untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara dalam kegiatan pekan deteksi dini kanker di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta, Selasa (11/10).
Foto: Republika/Prayogi
Warga menunggu antrian untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara dalam kegiatan pekan deteksi dini kanker di Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta, Selasa (11/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga medis percaya kaum perempuan utamanya yang belum pernah berhubungan intim kemudian mendapatkan vaksin Human Papilloma Virus (HPV) mendapatkan pertahanan yang lebih baik untuk mengurangi risiko menderita penyakit kanker serviks.

Dokter umum program Paliatif Homecare yang bertugas di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Cilandak, dr Fitria Pratiwi membenarkan bahwa vaksinasi ini bisa memberikan perlindungan. Keamanannya diyakini membuat pertahanan terhadap kanker serviks dalam tubuh lebih bagus.

"Meski bisa menekan risiko (terserang kanker serviks) hingga lebih dari 80 persen, namun tidak bisa seperti (menghitung) satu kali satu sama dengan satu. Masih ada faktor lain," katanya kepada Republika usai mengisi seminar deteksi dini kanker serviks melalui Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) test dan papsmear Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Jakarta Selatan, di Puskesmas Kecamatan Cilandak, di Jakarta.

Ia menjelaskan, perempuan yang berusia 13 tahun dengan membayar uang antara Rp 700 ribu hingga Rp 900 ribu sekali vaksin dan dilakukan selama tiga kali dalam beberapa bulan maka pertahanannya terhadap HPV penyebab kanker serviks bisa bertahan selama 10-15 tahun mendatang. Sedangkan anak perempuan berusia 10 tahun hanya perlu mendapatkan vaksin sebanyak dua kali untuk pertahanan lebih baik selama 10-15 tahun ke depan.

"Untuk mendapatkan vaksinasi ini bisa di fasilitas kesehatan seperti klinik dan rumah sakit," ujarnya.

Di Puskesmas khususnya Jakarta juga bisa mendapatkan vaksin ini, namun hanya untuk anak-anak. Ini karena pemerintah provinsi DKI Jakarta memiliki program ini.

Yang jelas, kata dia, vaksin ini memang sangat dianjurkan utamanya untuk perempuan yang belum pernah berhubungan seksual. "Perlindungannya lebih efektif (pada perempuan yang belum pernah melakukan hubungan seksual)," ujarnya.

Ia menambahkan, ada baiknya vaksinasi dilakukan berulang 10-15 tahun. Ini karena vaksin yang pertama kali kalau tidak diulang bisa kurang optimal pertahanannya. Etapi ia menambahkan, pertahanan ubuh yang telah mendapat vaksinasi sebenarnya bisa 10 tahun lebih bahkan bisa melindungi seumur hidup. Namun, kata dia, kalau ada keluhan seperti pendarahan dan keputihan, dia bisa memeriksakan kanker serviks dengan metode IVA dan papsmear untuk mengetahuinya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement