Sabtu 15 Jul 2017 17:36 WIB

Ini Penyebab 'Brain Freeze' dan Cara Menghilangkannya

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Esthi Maharani
Minuman dingin
Foto: Max Pixel
Minuman dingin

REPUBLIKA.CO.ID, Brain Freeze menyerang hampir setiap manusia. 'Kebekuan' otak dalam waktu sesaat ini kerap terjadi saat tengah menikmati hindangan dingin. Kepala seperti mati rasa atau nyeri menyebar ke seluruh tengkorak kepala bahkan membuat mata mengernyit atau tertutup hingga kebekuan itu hilang dengan sendirinya.

Brain Freeze resmi dikategorikan sebagai golongan sakit kepala oleh International Classifications of Headache Disorders. Peristiwa itu bisa muncul saat syaraf di mulut merasakan dingin dan mengirimkan sinyal ke otak yang menyebabkan arteri dan pembuluh darah bereaksi.

"Akibatnya, kepala mulai berdenyut. Rasa itu muncul segera setelah sesuatu yang dingin menyentuh langit-langit mulut," kata Dokter spesialis sakit kepala dari Barts and The London School of Medicine and Dentistry di Inggris, Anne MacGregor, seperti dikutip Time, Sabtu (15/7).

Kebekuan otak merupakan fenomena yang tidak berbahaya dan tidak ada hubungannya dengan kekhawatiran kondisi syaraf. Namun, hal itu berkaitan dengan migrain. Penderita migrain lebih mudah terkena brain freeze.

"Karena syaraf yang sama bertangung jawab dan memicu kedua sakit kepala tersebut," kata Dokter Saraf dari Mount Sinai Hospital di New York City, Lauren Natbony

Meski terjadi dalam waktu singkat, bukan berarti kebekuan otak itu tidak bisa disingkirkan. Salah satunya dengan meminum air hangat. Hal itu dapat menghilangkan sensasi dingin sehingga kepala tidak berdenyut secara intens. Cara lainnya adalah dengan menekan lidah atau ujung jari ke langit-langit mulut. Hal ini juga memberikan kehangatan bagi saraf seperti yang dilakukan air hangat.

Brain Freeze nyatanya juga bisa dicegah yakni dengan mengonsumsi makanan dingin secara perlahan. Hal tersebut tidak akan membebani syaraf dengan sensasi dingin.

"Bisa juga coba memakan makanan dingin menggunakan bagian depan mulut untuk menghindari ujung saraf yang sensitif ke arah belakang yang memicu pembekuan otak," kata Natbony.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement