Kamis 20 Jul 2017 08:38 WIB

Tertarik Diet Keto? Ini Kata Dokter Gizi

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Penganut diet keto mengonsumsi menu kaya asupan lemak tapi minim buah dan sayur.
Foto: Wikipedia
Penganut diet keto mengonsumsi menu kaya asupan lemak tapi minim buah dan sayur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet ketogenik atau diet keto dinilai 'ampuh' menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Hal ini membuat popularitas diet keto meningkat di antara orang-orang yang ingin menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Tetapi, amankah diet keto?

Dokter spesialis gizi klinik dari RSCM, Fiastuti Witjaksono, mengatakan diet keto merupakan pengaturan pola makan dengan komposisi karbohidrat yang sedikit dan lemak yang banyak dan mendominasi. Diet keto pada dasarnya hanya diperuntukkan bagi penderita epilepsi yang sering mengalami kejang.

"Tujuannya supaya kejangnya berkurang," kata Fiastuti saat ditemui dalam peringatan Hari Buah Sedunia bersama Kementerian Kesehatan RI di RPTRA Teratai, beberapa waktu lalu.

Penerapan diet keto pada pasien epilepsi pun hanya dilakukan sementara hingga keluhan kejang pada pasien berkurang. Setelah berkurang, pasien akan kembali ke pola makan biasa.

Fiastuti mengatakan diet keto tidak disarankan bagi orang-orang yang sehat. Alasannya, diet keto memiliki komposisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh orang-orang sehat.

"(Diet keto) Tidak untuk orang sehat. Porsi makan orang sehat adalah (anjuran Kemenkes) Piring Makanku," sambung Fiastuti.

Salah satu kekurangan diet keto bagi orang sehat adalah asupan lemak yang terlalu tinggi. Terlalu banyak asupan lemak akan menimbulkan rasa mual sehingga porsi makan orang yang menerapkan diet keto akan berkurang.

Di sisi lain, diet keto juga membuat asupan sayur dan buah menjadi sangat terbatas. Asupan sayur dan buah yang sedikit akan membuat tubuh kekurangan asupan vitamin dan serat. Padahal, serat memiliki fungsi untuk memperlambat penyerapan gula dalam tubuh.

"(Bisa menyebabkan) Kadar gula darah meningkat, konstipasi," jelas Fiastuti.

Dibandingkan dengan diet keto, Fiastuti lebih menganjurkan puasa bagi orang yang ingin menurunkan berat badan. Puasa dapat membantu orang yang ingin menurunkan berat badan untuk mengurangi asupan makanan.

Akan tetapi, puasa yang dilakukan juga tidak boleh berlebihan. Alasannya, puasa yang berlebihan atau terlalu lama justru dapat menimbulkan kelaparan.

"Kalau puasanya kayak kita biasa 14 jam ya nggak apa-apa," terang Fiastuti.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement