REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seseorang yang terkena penyakit ginjal kronis dan fungsi ginjalnya kurang dari 10 persen disarankan rutin menjalani terapi hemodialisis. Pasien dengan penyakit ginjal tidak boleh patah semangat dan diminta terus berjuang demi menjaga kondisinya.
Salah satu dokter di Rumah Sakit (RS) Permata Bekasi, dr Nuralim Fitradjaja, SpPD, mengatakan bahwa hemodialisis bukanlah akhir dari segalanya. Pasien, kata dia, harus teratur mengikuti anjuran dari dokter penanggung jawab. "Banyak pasien yang telah menjalani hemodialisis selama bertahun-tahun. Alhamdulillah sampai saat ini masih rutin dan tetap bersemangat menjaga kondisinya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, baru-baaru ini.
Ginjal merupakan organ pembersih darah. Dengan kata lain, ginjal berfungsi mengeluarkan limbah sisa-sisa metabolisme tubuh diantaranya air, ureum, kreatinin, kalium, ion hidrogen dan bahan-bahan limbah lainnya. Dr Nuralim menyebut, ketika ginjal mengalami penyakit kronis, maka ginjal akan mengalami penurunan fungsi yang dapat disertai gangguan struktur serta terjadi dalam waktu tiga bulan atau lebih. Penyebab penyakit ginjal kronik diantara tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit kencing manis (diabetes melitus), dan penyakit yang mengenai ginjal itu sendiri (misalnya radang ginjal).
Untuk mengajak pasien semangat teratur melakukan terapi hemodialisis, RS Permata Bekasi mengadakan seminar bertema “Hidup Tetap Berkualitas dengan Hemodialisa”. Seminar ini bersifat interaktif sehingga dimanfaatkan baik oleh peserta seminar dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar penyakit ginjal kronik dan hemodialisis.
Acara yang digelar di auditorium lantai 3, RS Permata Bekasi, Jakarta, pada Sabtu (15/7) lalu tersebut merupakan bagian dari rangkaian ulang tahun RS Permata Bekasi yang ke-9. Seminar dihadiri oleh kurang lebih 100 orang peserta yang dihadiri oleh masyarakat sekitar, Komunitas Penderita Cuci Darah Indonesia (KPCDI) dan pasien RS Permata Bekasi. Seminar dibuka oleh Direktur RS Permata Bekasi dr Early Susan Balkani, kemudian dilanjutkan pemaparan materi oleh dr Nuralim Fitradjaja, SpPD.
RS Permata Bekasi telah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Alhasil, pasien yang menggunakan jaminan BPJS Kesehatan dapat dilayani secara gratis tanpa ada iuran biaya yang diminta kepada pasien apabila ingin melakukan hemodialisis di RS Permata Bekasi.
Setelah seminar usai, acara dilanjutkan dengan peresmian ruang hemodialisa RS Permata Bekasi yang merupakan salah satu fasilitas pendukung bagi penderita penyakit ginjal kronik sebagai ruang cuci darah. Peresmian ruang hemodialisa RS Permata Bekasi dilakukan dengan pemotongan pita oleh dr Puji Ichtiari, SpOG selaku salah satu Dewan Direksi RS Permata Bekasi didampingi oleh dr Early Susan Balkani selaku Direktur RS Permata Bekasi beserta jajaran manajemen.
“Terimakasih atas dukungan pasien dan masyarakat sekitar untuk kemajuan RS Permata Bekasi, semoga hemodialisa RS Permata Bekasi ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar RS Permata Bekasi," ujar dr Puji.