REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan kesadaran tentang penyakit hepatitis perlu terus ditingkatkan. Menurut data dari WHO, jumlah kematian karena hepatitis terus meningkat dari tahun ke tahun.
Medical Eksekutif Kimia Farma dr. Olivia Ekaputri menjelaskan data WHO tahun 2015 menunjukkan ada 400 juta orang terkena hepatitis. Setiap tahunnya, enam hingga 10 juta orang terkena infeksi baru.
Dalam data Global Burder of Disease and WHO menjelaskan jika estimasi jumlah kematian terkait virus hepatitis meningkat. Hampir kurang lebih 1,4 juta orang meninggal per tahun karena hepatitis. Angka tersebut disumbang dari 47 persen hepatitis B dan 48 persen hepatitis C, biasanya mereka telah terserang infeksi akut seperti sirosis dan kanker hati.
Angka itu berbanding terbalik dengan HIV, malaria, dan TB yang justru menurun. "Kenapa bisa hepatitis terus meningkat sedangkan HIV dan TB menurun? Ini karena informasi ke masyarakat soal hepatitis masih sangat minim dan dicerna dengan baik," kata Olivia.
Di samping itu, virus hepatitis pun menyebabkan kematian pada pasien HIV. Sekitar 2.9 juta pengidap HIV memilikiko-infeksi dengan hepatitis C, sedangkan sebanyak 2,6 juta orang HIV ko-infeksidengan hepatitis B.
Tanpa respon yang cepat dan tepat, diperkirakan dalam 40 hingga 50 tahun ke depan, jumlah penderita akan semakin tinggi. Perkiraan jumlah jiwa yang meninggal pada kurun 2015 hingga 2030 bisa mencapai kurang lebih 20 juta jiwa dan mereka merupakan orang-orang di usia produktif.