REPUBLIKA.CO.ID, ALABAMA -- Tidur malam yang tidak nyenyak dapat mendampak kondisi tubuh, seperti merasa kelelahan di pagi hari, stres, hingga tidak fokus beraktivitas. Sebuah studi mengungkap, tidur tidak pulas juga berpotensi membuat seseorang mengalami penambahan berat badan.

Penelitian itu dipimpin Dr Laura Hardie, pakar dalam bidang Epidemiologi Molekuler dari Universitas Leeds di Alabama, Inggris. Ia menggagas studi dengan 1.615 peserta orang dewasa untuk menganalisis kaitan antara kondisi tidur malam dan kenaikan berat badan.

Dilansir dari laman Grazia Daily, tim riset mendata kebiasaan dan frekuensi tidur malam tiap peserta dan makanan yang mereka konsumsi sehari-hari. Kesehatan metabolik seperti tekanan darah, tingkat kolesterol, gula darah, dan fungsi tiroid juga tidak luput dari pengamatan.

Hasil studi yang telah diterbitkan dalam jurnal PLOS One itu menunjukkan adanya perbedaan signifikan dari peserta yang tidur malam dengan nyenyak dan tidak. Mereka yang tidur tidak nyenyak sekitar enam jam tiap malam mengalami penambahan lingkar pinggang sebanyak tiga sentimeter.

Dibandingkan dengan para peserta yang tidur nyenyak sekitar sembilan jam tiap malam, cenderung tidak terdata kenaikan berat badan. Namun, peserta studi yang tidur kurang dari enam jam dengan kondisi tak pulas malah berpotensi menambah bobot tubuh.

Dari data para peserta, studi juga mengungkap bahwa tidak ada hubungan antara kurang tidur dengan pola makan buruk. Padahal, sejumlah studi lain menunjukkan bahwa kondisi kurang tidur bisa berdampak pada kecenderungan memilih makanan yang kurang sehat.

Kesimpulan yang dipaparkan Hardie, setiap orang dianjurkan tidur malam selama enam sampai sembilan jam dengan pola teratur. Menciptakan suasana nyaman menjelang tidur dengan musik relaksasi atau berendam air hangat bisa membantu untuk terlelap lebih pulas.

Ikuti Whatsapp Channel Republika