REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi terlalu banyak serat dari sayur dan buah dianggap dapat menyebabkan batu ginjal. Hal ini tak jarang membuat masyarakat khawatir untuk mengonsumsi sayur maupun buah lebih banyak. Benarkah serat dalam buah dan sayur menyebabkan batu ginjal?
"Apa yang sebabkan batu ginjal? Paling sering adalah asam urat yang tinggi," terang spesialis penyakit dalam dari Siloam Hospitals dr Hardianto Setiawan Ong SpPD KGEH FINASIM saat ditemui dalam peluncuran FiberCreme di Jakarta, Selasa (8/8).
Hardianto mengatakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi kadar asam urat dalam tuuh adalah asupan protein. Pola makan kaya protein umumnya mengandung purin tinggi yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Hardianto mengatakan jeroan merupakan salah satu contoh makanan dengan kandungan purin yang tinggi.
Selain pada protein, kandungan purin yang tinggi juga bisa ditemukan pada beberapa jenis sayuran. Beberapa sayuran tersebut adalah brokoli dan kubis. "(Terlalu banyak konsumsi sayuran tersebut) Bisa menimbulkan asam urat," tambah Hardianto.
Senada dengan Hardianto, peneliti dari Laboratorium Pangan dan Gizi UGM Profesor Dr Y. Marsono menegaskan bahwa serat dari sayur maupun buah bukan penyebab batu ginjal. Selain asam urat, Marsono mengatakan batu ginjal bisa terbentuk melalui reaksi antara kalsium dan oksalat di dalam ginjal.
Ketika tubuh mendapatkan kalsium dan oksalat yang berlebih, kedua zat ini akan bertemu di dalam ginjal dan bereaksi satu sama lain. Reaksi antara kalsium dan oksalat akan menghasilkan kalsium oksalat atau garam dengan bentuk kristal yang runcing di dalam ginjal.
"Itu akan menyebabkan kesakitan luar biasa pada ginjal," jelas Marsono.
Marsono mengatakan beberapa sayur diketahui mengandung oksalat yang tinggi. Salah satunya adalah bayam.
Di sisi lain, kelebihan oksalat juga bisa terjadi akibat konsumsi vitamin C dosis tinggi terlalu sering. Saat dimetabolisme, vitamin C akan menghasilkan metabolit atau hasil antara berupa oksalat. Jika oksalat ini bereaksi dengan kalsium di dalam ginjal, maka akan menghasilkan kalsium oksalat atau kristal garam yang menyakitkan ginjal.
Marsono menggarisbawahi bahwa vitamin C memberi manfaat yang sangat baik untuk daya tahan dan metabolisme tubuh jika tidak dikonsumsi berlebihan. Marsono menyarankan agar vitamin C dosis tinggi hanya dikonsumsi ketika tubuh merasa lelah. Alasannya, viamin C dosis tinggi dapat membantu proses pemecahan asam laktat tinggi penyebab rasa lelah menjadi asam piruvat.
"Kalau kegiatan terlalu banyak, vitamin C dosis tinggi dibutuhkan. Kalau keadaan biasa, vitamin C yang normal saja, atau dari buah dan sayur. Itu sudah cukup," jelas Marsono