REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi pembakaran seorang pria yang diduga mencuri di masjid, membuat banyak orang bertanya-tanya. Bagaimana mungkin seseorang tega melakukan itu pada orang lain.
Dr. med. dr. Damar Prasmusinto, SpOG(K)., Konsultan Fetomaternal, Departemen Obsteri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, turut memberikan komentar atas kejadian pria yang dibakar di Bekasi. Menurut Damar, pelaku pembakaran memiliki saraf yang tidak tersambung.
"Kualitas dari manusia, apakah nanti jadi orang pintar, apa dia akan berperilaku yang baik, bergantung pada saat hamilnya. Makanya kita sangat miris melihat orang yang dibakar di Bekasi itu, kalau dilihat dari segi kedokteran itu sarafnya gak nyambung," ungkap Dr. med. dr. Damar Prasmusinto, SpOG(K)., di Jakarta, Kamis (10/8).
Ia melanjutkan, saat sarafnya tidak tersambung, maka pelaku tidak memiliki empati, bahwa manusia harus dihargai. Selain itu, pada masa kecil pertumbuhan otak tidak maksimal, karena nutrisi yang diberikan tak mencukupi.
Tak hanya itu, penyakit seperti, jantung, diabetes, dan hipertensi juga bisa dipengaruhi pada saat masa kehamilan. "Ternyata sehat, atau tidaknya seseorang, dia boleh menderita diabetes, hipertensi pada usia 40, 50, bahkan 30 tahun mungkin, atau penyakit jantung itu, ditentukan pada fase di dalam kandungan," kata dia.
Untuk itu, Dr. med. dr. Damar Prasmusinto, SpOG(K) menyarankan agar para ibu hamil, dan menyusui di Indonesia, untuk memperhatikan asupan nutrisi. Nutrisi pada umumnya mengandung komponen makro dan mikro-nutrien. Makronutrien termasuk karbohidrat, protein, dan Iemak, sedangkan mikronutrien adalah vitamin, serta mineral.