REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan seksual di usia dini dan bersentuhan kulit (skin to skin) ternyata bisa memicu timbulnya kanker serviks. Meski demikian dua hal tersebut bukan berarti harus dihindari karena kondisi kesehatan berbeda-beda pada setiap orang. Selain itu banyak faktor-faktor lain yang memengaruhi timbulnya kanker serviks seperti gaya hidup tidak sehat.
Kepala Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta, Venita, mengatakan kanker serviks disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV) dan bukan penyakit keturunan.
"Jika hubungan seksual dilakukan pada usia dini ketika struktur serviks masih belum matang, maka lebih rentan terhadap infeksi HPV yang dapat berkembang menjadi kanker serviks," kata Venita saat ditemui hari ini (14/7).
Lapisan terluar dinding serviks belum matang terbentuk sehingga saat berhubungan seksual mudah terjadi perlukaan kecil sebagai tempat masuknya virus. Oleh karena itu wanita yang menikah di usia muda disarankan untuk selalu mewaspadai penyakit ini.
Di samping itu, HPV dapat berpindah melalui kontak kulit ke kulit (skin to skin). Artinya meskipun sebagian besar HPV menular melalui hubungan seksual, tetapi dapat juga lewat non seksual yaitu melalui sentuhan kulit. Pemakaian kondom dapat meminimalisasi penularan virus. Akan tetapi tidak bisa mencegah sepenuhnya karena bagian tubuh lainnya bisa terkena HPV.
Kontak kulit yang dimaksud di sini adalah kontak yang terjadi pada area genital. Namun Venita menyarankan dalam kondisi apapun kebersihan tangan harus selalu dijaga. "Biasakan cuci tangan setelah buang air atau berjabat tangan karena kita tidak tahu apa saja yang menempel di tangan kita," jelasnya