Selasa 15 Aug 2017 12:35 WIB

Capaian Imunisasi MR Telah Cakup 38,5 Persen Target

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan memberikan vaksin Measles Rubella (MR) kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8).
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Petugas kesehatan memberikan vaksin Measles Rubella (MR) kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berkomitmen kuat untuk mewujudkan eliminasi penyakit campak dan mengendalikan penyakit rubella serta kecacatan bawaan akibat rubella atau Congenital Rubella Syndrome di Indonesia pada tahun 2020. Karena itu pemerintah mulai bulan ini memberikan imunusasi campak dan rubella secara gratis bagi anak usia 0-15 tahun.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI, dr H. Mohammad Subuh, MPPM menjelaskan untuk mewujudkan eliminasi dan pengendalian kedua penyakit ini ditempuh strategi nasional pemberian imunisasi MR (measles and rubella)  tambahan atau catch up campaign untuk anak usia sembilan bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun. Serta diikuti peralihan pemakaian vaksin campak menjadi vaksin Measles Rubella (MR) kedalam program imunisasi.

Dengan mempertimbangkan besarnya jumlah sasaran dan mengingat sumber daya yang tersedia, maka kegiatan ini dilaksanakan dalam dua fase. Yaitu fase 1 yaitu pada bulan Agustus sampai September 2017 di provinsi Pulau Jawa. Dan fase 2 pada bulan Agustus sampai September 2018 di seluruh provinsi diluar Pulau Jawa.

"Agar eliminasi campak dan pengendalian rubella dapat terwujud pada tahun 2020, maka kampanye imunisasi MR ini harus mencapai cakupan minimal 95 persen. Sampai Senin 14 Agustus 2017, jam 18.00, cakupan kampanye imunisasi MR sudah mencapai total 13.475.438 anak atau sekitar 38,5 persen. Alhamdulillah animo masyarakat cukup besar," jelasnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (15/8).

Di Jawa, juga dibagi dalam dua fase. Fase pertama dilakukan Agustus 2017 sasarannya anak usia sekolah sampai sampai 15 tahun. Atau anak SD sampai SMP.

Fase kedua dilakukan September 2017, yang akan dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan. Sasarannya untuk anak usia sembilan bulan sampai di bawah lima tahun.

Dengan capaian 38,5 persen berarti angka rata-rata caapaian per hari sudah melebihi estinasi pihak Kemkes. "Estimasi kita 35 persen. Ternyata sudah capai 38. 5 persen," ujarnya.

Menurutnya ini skala besar. Mereka sudah antisipasi adanya gejolak yang ada. Mereka sudah persiapkan kampanye kurang lebih dua tahun dengan melihat pembelajaran diberbagai negara. Tapi yang harus terus menerus mereka monitor adalah mungkin hal-hal yang sifatnya penolakan. "Kita perlu strategi khusus untuk pendekatan dan mengefektifkan komunikasi kepada mereka," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement