REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ASI merupakan sumber makanan yang paling sempurna untuk bayi. Salah satu letak keistimewaan ASI adalah komposisinya yang terus berubah mengikuti kebutuhan bayi.
"ASI diciptakan oleh tubuh tanpa tandingannya," ungkap spesialis kandungan dr Febriansyah Darus SpOG(K) dalam sosialisasi kampanye Mama Pasti Bisa bersama Lactamil di Jakarta.
Setelah kelahiran bayi, ASI ibu akan mengalami tiga tahap perubahan yang dimulai dengan kolostrum. Pada hari-hari pertama, Febriansyah mengatakan kolostrum memiliki warna yang cenderung lebih jernih. Kolostrum memiliki sifat yang protektif untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
Setelah itu, kolostrum akan tergantikan dengan ASI transisi pada hari ke 3-5 hingga 8-11. Pada tahap ini, ASI transisi memiliki kandungan lemak, karbohidrat, protein hingga glukosa yang sudah lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi bayi.
"Setelah itu, disebut ASI matur," tambah Febriansyah.
Di samping itu, komposisi ASI yang dihasilkan tiap ibu juga disesuaikan dengan kebutuhan bayi. Sebagai contoh, ibu yang melahirkan bayi secara prematur akan menghasilkan ASI dengan komposisi yang berbeda dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan.
Febriansyah mengatakan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi secara prematur memiliki kandungan lemak dan karbohidrat yang lebih tinggi. Kandungan lemak dan karbohidrat yang lebih tinggi ini sangat dibutuhkan oleh bayi yang lahir secara prematur karena mereka memiliki kebutuhan energi yang sangat tinggi.
"Ini untuk mencukupi kebutuhan bayinya," jelas Febriansyah.
Oleh karena itu, Febriansyah mendorong agar para ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka. Selain menjadi sumber nutrisi terbaik, pemberian ASI juga dapat menciptakan hubungan yang erat antara ibu dan anak sekaligus menunjang pertumbuhan anak. Tak hanya itu, pemberian ASI juga akan mengurangi risiko karies, obesitas dan maloklusi pada anak di masa mendatang.
"Tak ada satupun susu formula yang bisa saingi ASI," kata Febriansyah.