Kamis 07 Sep 2017 06:31 WIB

Begini Potret Memprihatinkan Kondisi Gigi Masyarakat

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Seorang anak diperiksa gigi pada Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) yang digelar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), dan Unilever Indonesia, di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unpad, Kota Bandung,
Foto: Republika/Edi Yusuf
Seorang anak diperiksa gigi pada Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) yang digelar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI), dan Unilever Indonesia, di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unpad, Kota Bandung,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesehatan gigi dan mulut nampaknya masih belum menjadi prioritas bagi sebagian masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dalam indeks DMF-T di Indonesia yang sudah masuk ke dalam kategori tinggi menurut WHO yaitu 4,6.

"Artinya di antara 100 orang Indonesia, ada 460 gigi yang berlubang. Ini masih sangat memprihatinkan," ujar Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia drg Ratu Mirah Afifah GCVlinDent MDSc dalam media briefing Bulan Kesehatan Gigi Nasional 2017 di Jakarta.

Mirah mengatakan masalah gigi berlubang atau karies di Indonesia paljng banyak ditemukan pada kelompok usia produktif. Hal ini tentu dapat merugikan karena kondisi gigi berlubang dapat menghambat produktivitas mereka.

Gigi berlubang, lanjut Mirah, pada dasarnya merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dalam mulut. Ada empat faktor yang dapat melatarbelakangi terjadinya karies gigi ini. Keempat faktor tersebt adalah kondisi rongga mulut (host), bakteri (mikroorganisme), makanan (substrat) serta waktu.