REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mengobati pemuda yang menderita insomnia dengan menggunakan terapi perilaku kognitif (CBT) secara daring dapat mengurangi masalah kesehatan mental yang melemahkan seperti kegelisahan dan depresi. Hal itu diungkapkan para ilmuwan, Rabu (8/9).
Dalam sebuah percobaan besar yang dipublikasikan di jurnal "The Lancet Psychiatry", para peneliti di Institut Ilmu Syaraf Tidur dan Sirkadian Oxford University juga menemukan bahwa mengobati gangguan tidur dapat mengurangi gejala psikotik seperti halusinasi dan paranoia.
"Masalah tidur sangat umum terjadi pada orang dengan gangguan kesehatan mental, tapi insomnia telah lama dianggap sepele hanya sebagai gejala, bukan penyebab dari kesulitan psikologis," kata Daniel Freeman, seorang profesor psikologi klinis yang memimpin penelitian tersebut.
"Penelitian ini mengubah gagasan lama tersebut di benak masyarakat, menunjukkan bahwa insomnia sebenarnya bisa menjadi penyebab penyakit mental," ujar Freeman menambahkan.
Penelitian ini melibatkan 3.755 mahasiswa secara acak dari seluruh Inggris yang dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok memiliki enam sesi CBT daring, masing-masing berlangsung sekitar 20 menit dan dikirim melalui program digital bernama "Sleepio". Yang lain memiliki akses terhadap perawatan standar namun tidak terdapat CBT.
Tim yang dipimpin Freeman memantau kesehatan mental para peserta dengan serangkaian kuesioner secara daring pada masa nol, tiga, 10 dan 22 minggu sejak masa terapi dimulai.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang menjalani terapi tidur CBT mengurangi insomnia mereka secara signifikan serta menunjukkan pengurangan paranoia dan halusinasi yang kecil namun berkelanjutan.
CBT juga menyebabkan perbaikan pada depresi, kegelisahan, mimpi buruk, kesehatan psikologis, dan aktivitas sehari-hari.
Andrew Welchman, Kepala Departemen Ilmu Syaraf dan Kesehatan Mental di badan amal kesehatan "Wellcome Trust" yang membantu pendanaan penelitian tersebut mengatakan bahwa hasil yang disarankan untuk memperbaiki aktivitas tidur dapat memberikan jalan yang menjanjikan pada perawatan dini demi memperbaiki kesehatan mental.
"Tidur nyenyak benar-benar dapat membuat perbedaan pada kesehatan psikologis seseorang. Membantu orang agar tidur dengan lebih baik bisa menjadi langkah awal yang penting dalam mengatasi banyak masalah psikologis dan emosional," tutur Freeman menambahkan.