REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyalahgunaan obat-obatan keras yang menyebabkan gangguan jiwa dan perilaku berisiko pada anak dan remaja harus ditangkal dengan pencegahan dini. Psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ memberikan sejumlah saran dan kiat yang perlu dilakukan oleh orang tua.
"Hal terpenting adalah memperkuat pola asuh yang baik pada anak. Anak yang dibesarkan dalam pola asuh baik cenderung tidak mudah terpengaruh zat-zat seperti itu," ujar Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor tersebut.
Cara pencegahan lain yang dibeberkan Lahargo yaitu melakukan pengawasan di rumah dan sekolah. Orang tua sebaiknya menyibukkan anak dengan berbagai kegiatan positif yang produktif alih-alih hanya bermain gim atau mengutak-atik gawai.
Psikiater yang juga praktik di Siloam Hospital Bogor itu menyarankan orang tua mengikutkan anak dan remaja dalam program life skills. Kegiatan pelatihan intensif yang digagas sejumlah rumah sakit tersebut bermanfaat membuat anak memiliki keterampilan hidup.
Anak-anak maupun remaja akan lebih kuat mentalnya saat menghadapi tantangan dalam keseharian. Mereka diajari mengelola stres, menangani konflik, berani berkata tidak, dan bersikap lebih asertif alias dapat mengomunikasikan pikiran, perasaan, dan keinginan secara jujur kepada orang lain.
Apabila sudah terjadi ketergantungan, Lahargo menyarankan agar pasien segera dibawa ke fasilitas kesehatan jiwa yang memiliki program rehabilitasi. Petugas medis akan segera melakukan penanganan berupa pemeriksaan fisik dan status mental, detoksifikasi, serta melibatkan pasien dalam kelompok dukungan.
"Penanganan terapi yang akan dilakukan termasuk psikofarmaka, psikoterapi, dan rehabilitasi. Semakin cepat ditangani maka akan semakin cepat pulih dan kembali produktif," tutur ayah dari dua orang putri tersebut.