Kamis 12 Oct 2017 10:33 WIB

Populasi Anak Kegemukan di Dunia Meningkat 10 Kali Lipat

Obesitas anak
Foto: ist
Obesitas anak

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Populasi anak-anak dan remaja yang kegemukan telah naik 10 kali lipat dalam empat dasawarsa terakhir, demikian peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (11/10). Kondisi tersebut telah menjadi krisis kesehatan global yang mengancam akan bertambah parah kecuali tindakan drastis dilakukan.

Dalam kesempatan Hari Kegemukan Dunia, WHO dan Imperial College London menyiarkan studi terkini mereka mengenai kegemukan pada anak-anak dan remaja di seluruh dunia, yang disiarkan di jurnal medis Lancet.

Badan kesehatan dunia tersebut menganalisis ukuran berat dan tinggi dari hampir 130 juta orang yang berusia di atas lima tahun --termasuk 31,5 juta yang berusia lima sampai 19 tahun dan 97,4 juta yang berusia 20 tahun dan lebih, sehingga menjadikannya jumlah peserta paling banyak yang pernah terlibat dalam studi epidemiologi.

Sementara itu, lebih dari 1.000 kontributor ikut dalam studi tersebut, yang meneliti indeks massa tubuh dan bagaimana kegemukan telah berubah di seluruh dunia dari 1975 sampai 2016. Jumlah itu memperlihatkan bahwa angka kegemukan pada anak-anak dan remaja di dunia naik dari kurang satu persen, atau sebanyak lima juta anak perempuan dan enam juta anak lelaki, pada 1975 menjadi hampir enam persen anak perempuan (50 juta) dan hampir delapan persen anak lelaki (74 juta) pada 2016.

Jika digabungkan, jumlah kegemukan pada anak yang berusia lima sampai 19 tahun naik lebih dari 10 kali lipat secara global, dari 11 juta pada 1975 jadi 124 juta pada 2016, demikian laporan Xinhua, Kamis (12/10). Sementara itu, sebanyak 213 juta anak lagi kelebihan berat pada 2016 tapi berada jauh di bawah ambang bagi kegemukan.

"Kecenderungan yang mengkhawatirkan ini mencerminkan dampak dari pemasaran makanan dan kebijakan di seluruh dunia," kata Profesor Majid Ezzati dari School of Public Health di Imperial College London, yang menjadi penulis utama studi tersebut.

Makanan bergizi yang sehat menjadi terlalu mahal buat masyarakat dan keluarga miskin, katanya. Ia mendesak ketersediaan lebih banyak makanan jenis itu di rumah dan sekolah, terutama pada masyarakat dan keluarga miskin.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement