Rabu 18 Oct 2017 05:27 WIB

Membersihkan Miss V dengan Douching, Perlukah?

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Kebersihan vagina harus jadi perhatian penting wanita.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kebersihan vagina harus jadi perhatian penting wanita.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaginal douching merupakan metode mencuci vagina dengan cara menyemprotkan air dan campuran larutan lain ke dalam vagina. Metode ini cukup populer karena mudah dilakukan dan diyakini dapat membersihkan vagina sekaligus mengatasi keputihan. Benarkah?

"(Vaginal douching) dilakukan hanya atas indikasi," tegas spesialis obstetri dan ginekologi dari RS Hermina Jatinegara dr Rino Bonti Tri H Shanti SpOG, dalam diskusi kesehatan yang diselenggarakan Resik V Godokan Sirih dari PT Kino Tbk, di Jakarta.

Bonti mengatakan vaginal douching hanya boleh dilakukan jika perempuan mengalami keputihan akibat infeksi yang berat. Salah satunya contohnya adalah keputihan akibat infeksi bakteri N. gonorrhoeae.

"(Misalnya) keputihan yang infeksi banget sampai ada nanah," sambung Bonti.

Jika tanpa indikasi, Bonti menyarankan agar perempuan tidak melakukan vaginal douching, apalagi secara rutin. Perempuan, lanjut Bonti, juga tidak perlu melakukan vaginal douching jika hanya mengalami keputihan normal yang biasa terjadi menjelang masa subur.

Melakukan vaginal douching tanpa adanya indikasi, apalagi secara rutin, berisiko merusak keseimbangan flora normal dalam vagina. Kondisi ini dapat membuat jamur tumbuh subur di dalam vagina. Keberadaan jamur justru dapat menyebabkan infeksi dan memicu terjadinya keputihan.

Oleh karena itu, perempuan perlu berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum melakukan vaginal douching. Bonti juga menyarankan agar perempuan tidak mudah tergoda dengan layanan vaginal douching yang diklaim dapat membuat area vagina menjadi lebih rapat, wangi dan kesat.

"Pertama, kita nggak tahu bahan apa yang dia pakai. Zat kimia apa," ujar Bonti.

Untuk vaginal douching berdasarkan indikasi, Bonti mengatakan ada beberapa jenis larutan yang bisa digunakan. Salah satu di antaranya adalah larutan povidone-iodine.

"Hindari penggunaan vaginal douching secara rutin atau tanpa indikasi. Kadang pasien suka obati sendiri padahal cuma keputihan normal," kata Bonti.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement