REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Medical Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia, dr Rospita Dian, mengatakan satu orang dapat menderita infeksi lebih dari satu jenis cacing. Setidaknya ada empat jenis cacing yang palig sering ditemukan dalam tubuh manusia. Yaitu cacing gelang (ascaris lumbricoides), cacung cambuk (trichuris trichuria), cacing tambang (ancylostoma duodenale, necator americanus) dam cacing kremi (enterobius vermicularis).
Cacing gelang
Habitat cacing gelang ada di usus halus. Jantan panjangnya mencapai 25 sampai 30 sentimeter. Sedangkan betina 20 sampai 35 sentimeter. Satu cacing gekang betina bertekur 200 ribu telur. Telurnya ini keluar lewat tinja. Tinja mengandung telur keluar dari tubuh penderita. Kalau penderita tidak BAB di jamban sehat bisa kemana-mana. Bisa menjadi bentuk infektif. Artinya telur itu akan bisa menginfeksi kalau termakan oleh manusia lainnya lalu di dalam tubuh manusia akan menetas menjadi larva dan cacing dewasa. Cacing dewasa bertelur di usus dan telur cacing keluar. Begitu terus-menerus, jelasnya.
Gejala infeksi cacing gelang, disebutnya tidak jelas dan sering mirip dengan penyakit lain. Anak masih dapat ke sekolah, sehingga tidak dianggap sakit. Sakit perut, diare, kembung, nafsu makan kurang. Anak biasanya lesu, tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, bisa terjadi gangguan pertumbuhan. Bahkan pada kasus berat bisa terjadi sumbatan usus dan radang usus.
Cacing tambang
Untuk cacing tambang habitatnya ada di usus halus, gigi cacing melekat ke selaput lendir usus. Untuk cacing tambang ini ukurannya lebih kecil dibanding cacing gelang. Untuk cacing tambang jantan ukurannya 0,8 sentimeter, sedangkan yang betina satu sentimeter. Cacing ini bisa menghisap darah dan menyebabkan anemia. Satu cacing tambang betina bertelur 10 ribu telur.
Larva cacing menembus kulit. Cacing tambang penularan lewat larva kemudian bertelur diusus. Maka tinja mengandung telur, telur menetas ditanah jadi larva menembus di kulit saat tidak pakai alas kaki, paparnya.
Gejala infeksi cacing tambang anak terlihat lesu, tidak bergairah, konsterasi belajar kurang, pucat anemia, berat badan turun. Anak juga sakit perut, tidak nafsu makan, mual, dan diare. Selain itu, ada bekas gigitan akan berdarah dan berlangsung lama, sehingga menimbulkan disentri dan menyebabkan anemia. Pada kondisi tertentu juga timbulkan tinja berdarah, ujarnya.
Cacing kremi
Habitat cacing ini ada di usus besar, kemudian migrasi ke anus di malam hari. Untuk cacing jantan ukurannya 2 sampai 5 mm, sedangkan yang betina 8 sampai 13 mm. Satu cacing betina bertelur 11 ribu telur. Jika anda terpapar cacing ini akan mengalami autoinfeksi dan infeksi keluarga.
Siklus hidup cacing kremi hampir sama dengan cacing lainnya. Saat anus gatal, maka Snda menggaruknya. Dan tanpa sadar tangan bekas garukan itu masuk mulut. Baik saat makan maupun saat tidur. Sedangkan telur cacing menempel di tangan bekas garukan, masuk mulut kemudian menetas dan bertelur lagi.
Gejala infeksi cacing kremi umum tidak bergejala kalau infeksinya ringan. Gejala yang tersering adalah gatal sekitar anus. Terutama pada malam hari. Bila sering digaruk bisa timbulkan infeksi. Kadang-kadang cacing migrasi ke kemaluan menyebabkan infeksi saluran kencing. Selain itu, gejala lainnya adalah gangguan pencernaan. Anak kurang nafsu makan, berat badan menurun, sulit tidur, dan alami gangguan pertumbuhan.
Cacing cambuk
Habitat cacing ini ada di usus besar, kepala masuk ke selaput dinding usus. Untuk yang jantan ukurannya 30 sampai 45 mm, dan yang betina 35 sampai 50 mm. Cacing ini memiliki cambuk (kepala) yang masuk ke selaput lendir dinding usus besar. Cacing ini bertelur 10 ribu butir per cacing per hari.
Gejala infeksi cacing campuk biasanya tanpa gejala. Tapi ada juga yang diare, tinja berdarah akibat peradangan dan iritasi selaput lender usus, nyeri perut hebat, nyeri anus, anemia karena cacing menghisap darah 0,0005 cc per hari per ekor. Anda juga mungkin mengalami prolapse rectum atau usus besar menonjol keluar pada kasus besar.