Ahad 22 Oct 2017 06:01 WIB

Benarkah Semua Hepatitis Berujung Kronis?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Virus hepatitis A
Foto: wikimedia
Virus hepatitis A

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari sekian banyak jenis virus hepatitis, yang sering menyebabkan hepatitis kronis adalah hepatitis B dan C. Itupun, hanya sekitar 30 sampai 40 persen yang berlanjut jadi kronis dan menimbulkan gangguan seperti sirosis.

Ketua Komisi Ahli Hepatitis dari Kementerian Kesehatan Dr dr Rino A. Gani, Sp.PD-KGEH menjelaskan, namun perlu waktu 20 sampai 30 tahun untuk jadi sirosis, di mana hati mengecil, keras dan fungsinya menurun, hingga akhirnya bisa timbul kanker hati. Sirosis muncul akibat peradangan yang terjadi terus menerus.

"Peradangan terjadi karena tubuh tidak mampu menghilangkan infeksi secara tuntas," terangnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id. Meski begitu, menurutnya, tidak semua infeksi hepatitis menimbulkan keluhan dan menjadi kronis.

Banyak penderita hepatitis B dan C yang mampu beraktivitas seperti biasa. Penularannya pun tidak semudah itu, harus melalui kontak darah. Misalnya melalui transfusi darah, jarum suntik, tato dan lain-lain. Jadi, stigma negatif di masyarakat dan lingkungan kerja terhadap penderita hepatitis B dan C tidak beralasan.

"Memang kalau untuk di bidang medis harus ada pertimbangan karena mereka berhubungan langsung dengan pasien. Tapi kalau untuk yang non medis, apalagi yang kerja kantoran di balik meja, apa masalahnya?" tegas Rino.

Jika memang perusahaan ragu dengan performa calon karyawan dengan HbsAg positif, dianjurkan untuk pemeriksaan lebih lanjut, misalnya enzim hatinya (GOT/SGPT) yang menunjukkan adanya peradangan hati yang aktif. Untuk diketahui bahwa HBsAg adalah protein virus. Artinya jika hasilnya positif, menunjukkan ada virus hepatitis B di tubuh.

Namun indikator positif itu tidak menunjukkan semata-mata seseorang sakit karena protein yang diproduksi virus banyak sekali. Jadi meskipun virusnya dorman atau tidak aktif, tetap saja HbsAg-nya positif atau reaktif, jelas Rino.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement