REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembenci Brokoli mungkin ingin memikirkan kembali keengganan mereka terhadap sayuran yang menyuburkan ini. Sebagai permulaan, brokoli dikemas dengan antioksidan, vitamin E, potasium, serat, dan magnesium.
Semua vitamin dan mineral tersebut memiliki banyak manfaat juga, termasuk mengurangi tekanan darah tinggi, mengelola diabetes tipe 2, dan mencegah kanker. Tak heran brokoli adalah salah satu sayuran sehat yang bisa Anda makan.
Tapi daftar itu tidak berhenti sampai di situ. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Functional Foods menunjukkan bahwa makanan super ini juga dapat menghasilkan keajaiban bagi kesehatan dan pencernaan.
Dalam percobaan peneliti Penn State menambahkan brokoli ke makanan normal dari setengah tikus mereka. Tikus yang mengonsumsi brokoli mampu menoleransi gejala yang mirip dengan usus dan kolitis yang bocor lebih baik daripada tikus yang tidak menjalani diet brokoli. Temuan ini bisa memiliki implikasi besar bagi mereka yang menderita masalah dengan usus.
"Ada banyak alasan mengapa kita ingin mengeksplorasi kesehatan gastrointestinal dan satu alasan adalah jika Anda memiliki masalah, seperti usus yang bocor, dan mulai menderita radang, yang kemudian dapat menyebabkan kondisi lain, seperti radang sendi dan penyakit jantung," ujar Gary Perdew, profesor Ilmu Pertanian di Penn State, seperti dilansir dari laman Reader's Digest.
Tapi mengapa brokoli begitu efektif? Tim peneliti menjelaskannya, sayuran seperti brokoli mengandung senyawa kimia organik yang disebut indole glucosinolates yang dipecah menjadi senyawa lain seperti indolocarbazole (ICZ) di perut. ICZ berkontribusi untuk menjaga keseimbangan bakteri usus yang sehat, yang dapat membantu mencegah penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada lapisan usus, seperti Crohn's Disease dan beberapa tipe kanker tertentu.
Perdew merekomendasikan makan sekitar 3,5 cangkir brokoli setiap hari untuk menuai ganjaran dari sayuran ajaib ini.