REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah studi terbaru dari School of Health Sciences University of Tasmania menyabut, rehat dari diet bisa mempercepat turunnya berat badan. Pemimpin studi ini Nuala Byrne mengatakan, saat asupan makanan dikurangi, tubuh akan memperlambat metabolisme lebih dari yang dibayangkan.
Proses ini disebut termogenesis di mana dampaknya justru memperlambat pengurangan bobot tubuh. Mekanisme ini sebenarnya alami terjadi saat tubuh kekurangan asupan.
Penelitian ini melibatkan dua kelompok orang. Kelompok pertama konsisten berdiet selama 16 pekan. Sementara kelompok ke dua melalukukan rehat dua pekan di antara 16 pekan diet. Hasil riset menunjukkan kelompok ke dua lebih cepat mencapai target berat badan yang diinginkan.
Byrne melihat metode diet dan rehat ini lebih efektif. ''Tampaknya, rehat ini jadi jadi titik kritis kesuksesan diet,'' kata Byrne seperti dikutip IBTimes.co.in, Sabtu (21/10).
Konsultan diet dan nutrisi Kathryn Hawkins yakin, menghentikan asupan bagi tubuh tidak akan baik bagi tubuh dalam jangka panjang. Yang harus dilakukan adalah makan lebih sehat.
''Untuk mengurangi berat badan, sarannya sederhana, makan makanan sehat, dengarkan kebutuhan tubuh, dan perbanyak gerak,'' kata Hawkins.
Tidak mendengarkan kebutuhan tubuh membuat badan seseorang 'merasa' kurang dukungan sehingga tubuh memperlambat metabolisme untuk menghemat energi. Sehingga, cara terbaik adalah tetap makan.