REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Diabetes, tim Universitas Colorado Anschutz mencari pemicu dan faktor pelindung pada 8.676 anak-anak dengan peningkatan risiko diabetes tipe 1. Sebuah penyakit autoimun kronis yang meningkat 3-5 persen per tahun di seluruh dunia dan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel beta penghasil insulinnya sendiri di pankreas.
Islet autoimmunity, terdeteksi oleh antibodi yang muncul saat sistem kekebalan tubuh menyerang sel islet di pankreas yang menghasilkan insulin, merupakan pendahulu diabetes tipe 1. Mereka mengidentifikasi autoimmunity pulau pada 376 anak dan membandingkannya dengan 1.041 anak yang tidak.
"Selama beberapa tahun telah terjadi kontroversi di kalangan ilmuwan tentang apakah Vitamin D menurunkan risiko pengembangan autoimun islet dan diabetes tipe 1," kata penulis utama Jill Norris dari Universitas Colorado Anschutz seperti dilansir dari laman Indian Express.
Hasilnya, di antara anak-anak yang berisiko tinggi mengalami diabetes tipe 1, mereka yang memiliki tingkat vitamin D lebih rendah pada masa bayi dan masa kanak-kanak terus mengembangkan autoimunitas dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami autoimunitas. Studi tersebut menunjukkan bahwa tingkat vitamin D anak yang lebih tinggi secara signifikan terkait dengan penurunan risiko autoimunitas.