REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia masih mengalami masalah gizi pada anak sekolah. Masalah gizi anak sekolah diantaranya 92,5 persen penduduk Indonesia berusia lebih dari 10 tahun kurang mengonsumsi sayur.
Ini berdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013. Masih dari sumber yang sama, masalah gizi lainnya adalah hampir separuh anak usia sekolah beraktivitas sedentary atau kurang gerak. Masalah lainnya yang terungkap dari data BPOM tahun 2013 adalah sekitar 31,8 persen jajanan anak sekolah yang dijual dilingkungan sekolah mengandung bahan berbahaya.
Menurut Dr Ir Sri Anna Marliyati, MS selaku Sekretaris Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB, penyebab utama masalah gizi anak sekolah adalah banyak anak yang mengonsumsi makanan tinggi energi, banyak mengonsumsi lemak, gula dan garam. Pola jajan mereka juga tidak sehat dan kurangnya konsumsi buah dan sayur. Mereka juga kurang aktivitas fisik.
Hampir semua penduduk di Indonesia (97,29 persen) mengonsumsi sayuran, tiga dari lima orang mengonsumsi buah-buahan menurut data Susenas tahun 2014. Tetapi 97,1 persen mengonsumsi buah dan sayur tidak cukup. Dan untuk anak sekolah sekitar 96,5 persen anak sekolah tidak cukup mengonsumsi buah dan sayur, jelasnya dalam acara Media Workshop Program Warung Anak Sehat, beberapa waktu lalu.
Penyebab lainnya adalah 40 persen anak sekolah tidak makan sarapan dan 44 persen mengonsumsi sarapan dengan kualitas rendah. Gizi anak sekolah juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan jajan yang tidak sehat dan higienis, hanya sedikit sekolah yang memiliki kantin, serta anak dapat memilih makanannya sendiri.