REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang sangat direkomendasikan World Health Organization (WHO) untuk mendapatkan vaksinasi influenza tahunan. Alasannya, infeksi influenza pada ibu hamil bisa memberi dampak negatif baik bagi ibu hamil maupun bayi yang dikandung.
Berdasarkan pengamatan WHO saat pandemi influenza terjadi, jumlah kematian tertinggi ada pada kelompok ibu hamil. Ini alasan pertama mengapa ibu hamil sangat direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin influenza.
"Ibu hamil ada di tempat pertama yang direkomendasikan untuk mendapatkan imunisasi influenza," ujar Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF) Prof dr Cissy B Kartasasmita SpA(K) MSc PhD dalam diskusi kesehatan bersama IIF di Jakarta, Senin (13/11).
Di samping itu, ibu hamil yang mengalami infeksi influenza juga berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi lahir dengan kondisi BBLR bisa terjadi karena infeksi influenza menyebabkan proses inflamasi yang sangat mengganggu bagi ibu hamil.
Demam yang dialami ibu hamil akibat infeksi influenza dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi bayi. Penyerapan nutrisi yang tidak optimal ini pada akhirnya akan mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan.
"Ibu yang sehat akan menjamin janin tumbuh sehat. Kalau ibu terkena influenza, bisa terjadi gangguan pada bayinya," jelas Wakil Ketua IIF Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi SpPD KAI.
Di samping itu, infeksi influenza selama kehamilan juga berisiko menyebabkan bayi lahir kurang bulan. Risiko ini dapat terjadi jika ibu hamil terkena infeksi influenza pada trimester kedua atau ketiga.
Pada dasarnya, penyakit influenza atau flu berbeda dengan penyakit batuk-pilek biasa yang dikenal sebagai selesma. Penyakit influenza biasanya terjadi dalam waktu lebih dari tujuh hari dengan onset gejala yang mendadak. Gejala-gejala yang ditimbulkan pun lebih berat dibandingkan selesma. Salah satunya, demam mencapai 38 derajat Celcius atau lebih.
Gejala penyakit influenza mungkin bisa diatasi dengan obat-obatan yang bebas beredar di pasaran. Akan tetapi, infeksi virus influenza hanya bisa diatasi dengan penggunaan obat antivirus. Di sisi lain, obat antivirus tidak dijual bebas di pasaran.
Karena itu, solusi terbaik dalam menghadapi infeksi influenza adalah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi influenza sudah terbukti aman, termasuk pada ibu hamil dan janin. Ibu yang mendapatkan vaksin influenza saat kehamilan bahkan bisa mewariskan kekebalan tubuh terhadap influenza pada bayi yang dilahirkan.
"Bayi mempunyai kekebalan yang diturunkan dari ibunya sampai usia tiga bulan," terang Cissy.
Rekomendasi WHO menyatakan ibu hamil bisa mendapatkan vaksin imunisasi di usia kehamilan berapapun. Akan tetapi, semakin cepat akan semakin baik. Akan tetapi, atas dasar beberapa pertimbangan, Cissy mengatakan vaksin influenza bisa didapatkan ibu hamil pada usia kehamilan trimester kedua, ketiga hingga sebulan sebelum melahirkan.
"Kalau trimester pertama katanya sering terjadi abortus meskipun bukan karena vaksin. Takutnya yang disalahin vaksinnya (kalau diberikan pada trimester pertama)," jawab Cissy.