REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil studi Sports Medicine mengungkapkan, setengah dari atlet mengalami beberapa bentuk ketidaknyamanan gastrointestinal saat berolahraga. Sementara tingkat keparahan gejala bervariasi antara lain mual, muntah, angina perut, dan diare berdarah.
Penyebabnya karena aliran darah biasanya berkurang selama latihan intens. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kinerja atlet, tapi juga pemulihan mereka pascalatihan. Penyebab utamanya adalah saat Anda makan sebelum latihan.
Satu studi, yang diterbitkan di Appetite, melihat efek makan pada mual akibat olahraga pada tahun 2001. Studi tersebut menemukan latihan intensitas tinggi dan rendah menyebabkan ketidaknyamanan lambung pada tingkat yang bervariasi saat peserta berolahraga segera setelah makan.
''Sayangnya jenis ketidaknyamanan ini biasa terjadi. Itu bukan karena orang berlatih sangat keras, itu karena persiapannya buruk,'' jelas pelatih pribadi Richard Tidmarsh, yang mengelola Reach Fitness, dikutip dari Independent.
Ia menegaskan, kuncinya adalah membiarkan cukup waktu antara makan dan berolahraga. Jika Anda makan 30 menit sebelum sesi latihan intensif, maka pikirkan kembali untuk melanjutkannya.
Meski sering memaksakan dirinya untuk membatasi sesi latihannya sendiri, Tidmarsh mengaku tidak pernah sakit setelah berolahraga. Itu karena perencanaan makanan yang tepat, hidrasi yang baik dan cukup tidur.
''Untuk menghindari ketidaknyamanan ini Anda perlu menyadari bahwa pelatihan tidak dimulai begitu Anda melangkah di pintu gym, tapi tiga sampai empat jam sebelum Anda mulai,'' katanya.
Masalahnya sangat umum terjadi pada pelari jarak jauh, yang lebih cenderung mengalami ketidaknyamanan lambung karena cara menggerakkan organ tubuh secara fisik dan mengubah sekresi hormon intestinal.