Rabu 15 Nov 2017 08:42 WIB

Awas! Efek Yoyo Bisa Ganggu Kesuburan

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Diet ketat (ilustrasi)
Foto: .
Diet ketat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Efek yoyo merupakan sebuah siklus penurunan berat badan di mana berat badan menurun dengan cepat lalu kembali meningkat. Efek yoyo tak hanya memiliki pengaruh buruk bagi kesehatan secara umum tetapi juga dapat mengganggu kesuburan.

"Tiga kali mengalami yoyo, mengalami berat badan naik dan turun secara bermakna, akan sebabkan gangguan kesuburan," terang ahli gizi Dr (Cand) Rita Ramayulis DCN MKes dalam Seminar Gizi Nasional 5 UPNVJ di Gedung BPPT, Jakarta baru baru ini.

Efek yoyo biasanya terjadi akibat proses penurunan berat badan yang dilakukan secara ekstrem. Yang hilang dari tubuh akibat diet ekstrem bukanlah lemak tetapi air, kemudian massa otot lalu massa tulang.

Padahal, penurunan berat badan yang baik seharusnya menyasar lemak berlebih dalam tubuh. Lemak hanya bisa hilang melalui proses pembakaran dan membutuhkan proses yang panjang. Menurut penelitian, dalam satu minggu lemak yang bisa hilang dari tubuh hanya 0,5-1 kg. Dengan kata lain, penurunan berat badan yang benar dan sehat seharusnya berkisar antara 2-4 kg per bulan. "Kalau lebih dari itu turunnya, itu sangat bermakna menurunkan komposisi tubuh yang lain (seperti air)," tambah Rita.

Jika penurunan berat badan menyebabkan komposisi air hilang dari tubuh, berat badan bisa kembali naik dengan cepat. Penurunan dan kenaikan berat badan yang signifikan dan berulang dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan reaksi kimia dalam tubuh. Reaksi kima yang terganggu ini juga akan memicu terjadinya gangguan hormonal, termasuk hormon yang berperan dalam kesuburan. "Testosteron buat pria, estrogen buat wanita," jelas Rita.

Diet ekstrem, sambung Rita, merupakan diet yang tidak seimbang. Misalnya, diet yang membuat seseorang tidak makan selama 10 jam, kemudian durasi tidak makan ini terus bertambah di kemudian hari. Diet ekstrem juga meliputi diet yang menghilangkan zat gizi tertentu. Sebagai contoh, sama sekali tidak makan garam atau hanya mengonsumsi lemak saja dan mengabaikan zat gizi lain. "Jadi, (penurunan berat badan yang baik) nggak bisa instan," ujar Rita.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement