REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bayi yang diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif sejak kelahiran lebih kecil risikonya terserang eksim ketika mereka mencapai usia 16 tahun. Hal itu berdasarkan hasil satu studi yang diumumkan pada Senin (13/11).
Studi tersebut, yang disiarkan di Journal of the American Medical Association Pediatrics, meneliti lebih dari 13.000 remaja Belarusia yang terdaftar di Promotion of Breastfeeding Intervention Trial (PROBIT), proyek secara acak terbesar yang dilakukan terkait dampak ASI pada manusia.
Studi PROBIT merekrut sebanyak 17.046 ibu dan bayi mereka yang baru dilahirkan antara Juni 1996 dan Desember 1997. Separuh dari klinik perawatan anak dan rumah sakit kandungan yang terlibat di dalam studi itu secara acak diberi tugas untuk menerima campur tangan dorongan pemberian ASI, sementara separuh lagi melanjutkan praktek rutin mereka.
Studi tersebut memperlihatkan 54 persen penurunan kasus eksim di kalangan remaja yang mendapat ASI secara eksklusif.
"WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyarankan antara empat dan enam bulan pemberian ASI secara eksklusif guna membantu pencegahan alergi dan penyakit terkait," kata penulis utama Carsten Flohr dari King's College London di dalam satu pernyataan dikutip Xinhua, Selasa (14/11) malam.
"Temuan kami dan pertimbangan lebih jauh bagi pentingnya kegiatan seperti Baby-Friendly Hospital Initiative, yang menanggulangi rendahnya angka pemberian ASI secara global," katanya.
Eksim menyebabkan kulit menjadi gatal, kering, pecah, perih dan merah. Penyakit tersebut mempengaruhi sebanyak satu dari lima anak dan satu dalam 10 orang dewasa di dunia maju.