REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka obesitas cukup banyak terjadi di Tanah Air. Riskesdas menggunakan kriteria perbandingan tinggi dan berat badan untuk menentukan anak obesitas, dan angkanya sekitar 11,9 persen.
Selain dari Riskesdas, beberapa penelitian lokal menunjukkan prevalensi obesitas pada anak SD, antara lain penelitian 3 SD swasta di Jakarta Timur menunjukkan 27,5 persen anak obesitas dari 2292 anak. Untuk anak SD usia 10 sampai 12 tahun di lima wilayah DKI Jakarta ditemukan 15,3 persen anak obesitas dari 600 anak. Data lain menyebutkan angka obesitas sekitar 11 persen dari 552 anak usia 11 sampai 17 tahun (Denpasar dan Bandung), 15 persen dari 241 anak usia 6 sampai 10 tahun di 2 SDN di Bali, dan 10,6 persen dari 1157 anak usia 6 sampai 7 tahun (Semarang).
Menurut dr Klara Yuliarti SpA(K), staf pengajar dari FKUI, kriteria obesitas yang benar adalah mengukur Body Mass Index (BMI), tidak sekadar perbandingan tinggi dan berat badan. Penyebab obesitas sendiri multifaktorial. Bahkan faktor genetik yang terlibat dalam obesitas pun bukan hanya satu gen.
"Gen hanya mempengaruhi pada kecepatan metabolisme. Justru faktor lingkungan yang lebih berperan besar," jelas Klara dalam acara diskusi yang diselenggarakan Forum Ngobras tentang Dampak Jangka Panjang Obesitas Anak, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu genetik, nutrisi, aktivitas fisik, system endokrin, nervous system dan lingkungan. Penyebab obesitas juga bisa dilihat dari dua tipe, obesitas idiopatik dan obesitas endogen.
Obesitas idiopatik merupakan penyebab tertinggi obesitas. Sekitar 90 persen obesitas anak disebabkan kelebihan kalori dan kurang aktivitas fisik. Sedangkan sisanya 10 persen adalah obesitas endogen. Obesitas yang disebabkan kelainan genetik atau disebut obesitas endogen, jumlahnya hanya 10 persen. Meskipun kecil, tetapi obesitas endogen ini sangat sulit dikendalikan dan umumnya diikuti kelaianan lain, misalnya sindroma hipoventilasi (sesak napas), kaki bengkok (Blouts disease) dan lain-lain, jelasnya.
Pada obesitas idiopatik, anak memiliki perawakan normal atau tinggi, umumnya terdapat riwayat obesitas pada keluarga, fungsi mental normal, usia tulang normal dan pemeriksaan fisik normal. Sedangkan obesitas endogen, perawakan pendek, tidak ada riwayat obesitas pada keluarga, fungsi mental sering retardasi, usia tulang terlambat, stigmata pada pemeriksaan fisik.