REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan biologi molekuler di University of Washington School of Medicine sekaligus penulis buku Brain Rules John Medina mengatakan rasa optimistis bisa memperpanjang rentang hidup seseorang delapan tahun lebih lama. Sikap positif membuat otak bekerja lebih tajam dan akhirnya umur lebih panjang.
"Jika Anda depresi, semua hal buruk akan datang pada Anda. Sistem kekebalan tubuh perlahan mati. Akibatnya, kadar kortisol atau hormon stres meningkat dan kemampuan tubuh untuk menghadapinya menurun. Rasa optimis adalah penyangga dari semua itu," kata Medina, dilansir dari Forbes, Kamis (23/11).
Optimisme tidak hanya mengurangi stres, tapi juga mendorong tubuh memproduksi hormon dopamin neurotransmitter. Dopamin tak ubahnya seperti kunci untuk menghidupkan mobil.
Dopamin mulai memudar ketika seseorang sudah berusia 30 tahun ke atas. Semua sistem kognitif di otak yang digunakan manusia sepanjang hidup akan mencapai puncaknya pada usia 23.86 tahun. Setelah 24 tahun, otak manusia mulai mengikis perlahan.
Medina menjabarkan cara yang terbukti ilmiah melatih optimisme. Tips ini juga mengacu pada latihan ala psikoterapis Dokter Martin Seligman. Bagaimana caranya?
Pertama, selalu bersyukur. Rasa syukur mendorong langsung peningkatan rasa bahagia dalam diri seseorang. Kedua, tuliskan tiga hal baik yang Anda rasakan setiap harinya.
Dirk Kummerle dari Massachusetts School of Professional Psychology telah mereplikasi temuan dari latihan ini. Menurutnya, rasa syukur dan menuliskan tiga hal baik yang dirasakan setiap hari bisa mengurangi gejala depresi. Ini yang akan memerangi pikiran negatif dan akhirnya memperpanjang rentang hidup.