REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adonan kue yang belum masak, seperti adonan biskuit dengan butiran cokelat, memang tampak lezat dan menggugah selera. Tak jarang orang menyantap adonan kue mentah karena memiliki cita rasa yang unik dan manis. Namun, bahaya di balik adonan mentah perlu diwaspadai.
Salah satu bahaya yang bersembunyi di balik adonan mentah adalah salmonella. Salmonella berasal dari telur mentah yang digunakan dalam membuat adonan kue. Bahaya salmonella pada adonan kue mentah sudah disadari oleh banyak orang.
Yang cukup jarang disadari adalah ancaman E.coli pada adonan kue mentah. E.coli pada adonan kue mentah bisa datang dari tepung yang digunakan sebagai bahan membuat kue. New England Journal of Medicine mencatat bahwa pada 2016 lalu pernah terjadi wabah E.coli di Amerika Serikat yang berkaitan dengan tepung.
E.coli ini berasal dari beberapa merek tepung yang beredar di pasaran Amerika Serikat. Akibat kejadian ini, para produsen tepung menarik produk-produk tepung yang dicurigai terkontaminasi E.coli dari pasaran.
"Data kami menunjukkan bahwa meskipun (tepung) merupakan makanan dengan kelembapan rendah, tepung mentah bisa menjadi 'kendaraan' bagi patogen-patogen penyakit dari makanan," jelas tim peneliti dalam jurnal tersebut seperti dilansir CNN.
Oleh karena itu, peneliti mengimbau agar orang-orang tak lagi tergoda untuk mencicipi adonan kue mentah yang tersisa di wadah atau sendok pengaduk adonan. Di sisi lain, beberapa jenis makanan yang berpotensi mengandung E.coli juga sebaiknya dihindari. Beberapa makanan ini adalah daging setengah matang, daging mentah, hingga susu yang tidak dipasteurisasi.
Gejala infeksi E.coli biasanya muncul satu hingga 10 hari setelah terpapar bakteri tersebut. Gejala-gejala ini meliputi kram perut, diare, muntah dan demam. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan sebagian besar kondisi pasien yang terinfeksi E.coli akan membaik setelah lima hingga tujuh hari.
Meski begitu, sebagian pasien terinfeksi E.coli juga berpotensi mengalami komplikasi berat, yaitu sindrom hemolitik uremia. Sindrom hemolitik uremia merupakan kondisi di mana ginjal berhenti bekerja. Komplikasi ini tak hanya mengancam jiwa, pasien yang berhasil sembuh juga berpotensi mengalami kerusakan ginjal permanen.