REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak Indonesia rentan alami anemia. Karena masih banyak anak Indonesia terutama anak usia sekolah yang kekurangan zat besi.
Apa dampaknya apabila anemia terus berlanjut? Nutrisionis, Jansen Ongko, MSc, RD, mengatakan dampak anemia bisa dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan anak juga bisa dilihat dari perkembangan otaknya.
Pada pertumbuhan dan perkembangan anak, anemia bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga anak gampang sakit. Tidak bisa beraktivitas. Anak anemia juga alami gangguan pertumbuhan organ tubuh. "Kalau organ tubuh tidak tumbuh dengan baik seperti jantung dan lainnya, maka ekspektasi usia semakin pendek."
Selain itu anak juga alami gangguan perilaku. Otomatis karena malnutrisi mudah murung, pendiam, mengisolasi diri dan kepercayaan diri kurang. Pada perkembangan otak, anak anemia alami impuls syaraf yang terganggu, penurunan konsentrasi dan daya ingat rendah.
Anemia namun bisa dicegah dengan sejumlah cara. Salah satunya dengan memperbaiki kebiasaan hidup. anemia bisa dicegah dengan memperkenalkan aktivitas fisik kepada anak sejak dini. Dengan aktivitas fisik tubuh akan meminta zat gizi secara otomatis sehingga bisa merangsang pertumbuhan.
Olahraga juga dapat bantu tingkatkan konsentrasi. Selain itu, anemia juga bisa dicegah dengan memperbaiki pola makan. Caranya dengan mengajarkan dan membiasakan anak mengonsumsi makanan sehat dan bervariasi.
Pilih bahan pangan yang tinggi zat besi, asam folat, vitamin B12 dan vitamin C. Serta tambahkan sumber makanan yang memiliki komposisi zat besi dan zink yang tinggi. "Kebutuhan ideal anak usia sekolah adalah zat besi 10 mg dan zink 11 mg," tambahnya, di sela-sela peluncuran minuman Minute Maid Nutriforce.
Ia menegaskan pastikan anak-anak terpenuhi asupan mikronutrisinya. Caranya dengan memastikan anak sayur dan buah dalam beragam warna.