REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Dinas Kesehatan Provinsi Banten menargetkan imunisasi sebanyak 3,050 juta orang guna mencegah penyebaran penyakit difteri.
"Kami berharap masyarakat dapat berperan aktif untuk menyukseskan imunisasi difteri," kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten dr Rostina saat dihubungi di Serang, Senin (11/12).
Pelaksanaan imunisasi vaksin difteri itu dilakukan di delapan kota dan kabupaten di Provinsi Banten. Kedelapan daerah itu antara lain Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten, Tangerang dan Kabupaten Lebak. Begitu juga Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangsel, dan Kota Tangerang.
Rostina mengajak masyarakat agar mau pergi untuk mendapatkan vaksin difteri ke tempat pelayanan medis, seperti rumah sakit, puskesmas, pos kesehatan desa (poskesdes), puskesmas pembantu (pustu), klinik dan posyandu.
Target pencapaian imunisasi sebanyak 3,050 jutaorang dan dilakukan tiga putaran, yakni putaran pertama dilaksanakan serentak Senin (11/12) dan putaran kedua bulan depan juga putaran ketiga enam bulan ke depan. "Kami berharap target pencapaian itu bisa direalisasikan dengan dukungan semua pihak," ujarnya menjelaskan.
Rostina mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan sosialisasi agar masyarakat luas mengetahui manfaat vaksin difteri guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten, tercatat 68 kasus penyakit yang delapan orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Difteri memiliki masa inkubasi dua hari hingga lima hari dan akan menular selama dua minggu hingga empat minggu. Penyakit itu sangat menular dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani secara cepat.
Gejala awal difteri bisa tidak spesifik seperti demam tidak tinggi, nafsu makan menurun, lesu, nyeri menelan dan nyeri tenggorokan, sekret hidung kuning kehijauan dan bisa disertai darah. Namun, difteri memiliki tanda khas berupa selaput putih keabu-abuan di tenggorokan atau hidung yang dilanjutkan dengan pembengkakan leher atau disebut dengan "bull neck".
Untuk menangani penyakit difteri dalam jangka pendek, Dinkes Banten akan melakukan ORI (Outbreak Respons Imunization). Sedangkan jangka panjang meningkatkan cakupan imunisasi rutin yang tinggi dan merata. Selain itu juga pemerintah daerah akan menerbitkan peraturan daerah (perda) tentang imunisasi masyarakat. "Jika anak mau sekolah maka harus benar menunjukkan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)," katanya.