REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hasil meta-analisis sebuah penelitian menemukan pemanis buatan tidak membantu program penurunan berat badan. Selain itu, dalam riset yang dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal, konsumsi pemanis tidak bernutrisi berpotensi lebih besar menaikkan indeks massa tubuh (BMI) dan lebih berpotensi terkena masalah kardiometabolik. Konsumsi pemanis buatan merusak sensor tubuh yang selama ini merespon materi organik.
Mereka yang mengonsumsi pemanis buatan juga cenderung mengompensasi dengan mengonsumsi lebih banyak kalori. Contohnya, mereka yang mengonsumsi soda diet berpikir bisa makan eskrim, padahal kalori total keduanya lebih tinggi ketimbang kalori soda reguler, demikian dilansir Popular Science beberapa waktu lalu.
Hal serupa juga berlaku pada mereka yang melakukan program olah raga untuk menurunkan berat badan. Mereka cenderung mengkompensasinya dengan makan lebih banyak.
Namun, ini tidak berarti mereka yang dalam program menurunkan berat badan bisa beralih ke soda reguler. Yang harus dilakukan adalah berhenti mengonsumsi gula, terutama gula rafinasi. Berpindah ke pemanis buatan pun buka opsi yang lebih baik karena kecanduan yang ditimbulkan. Yang harus dilakukan adalah mengubah gaya hidup yang lebih sehat meski perlahan-lahan.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement