Jumat 22 Dec 2017 14:58 WIB

Tingkatkan Kewaspadaan Penyakit Jantung pada Ibu Bekerja

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ibu bekerja. Ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ibu bekerja. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Jantung Indonesia sebagai lembaga nirlaba yang fokus meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, sangat mendukung perempuan, termasuk di dalamnya ibu bekerja, untuk menjalani gaya hidup sehat untuk mencegah terserang penyakit kardiovaskular.

"Sebagai anggota dari World Heart Federation, Yayasan Jantung Indonesia ikut mengadakan program Go Red for Women yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan perempuan terhadap penyakit jantung," kata Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia Syahlina Zuhal dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (22/12).

Menurutnya, hal itu sangat penting karena perempuan punya peranan penting bagi anak-anaknya, suami, dan juga rekan-rekan di tempat ia bekerja. Menurut data dari World Heart Federation, 80 persen kasus penyakit kardiovaskuler dapat dicegah dengan edukasi yang tepat dan perubahan gaya hidup.

Karena itu, Yayasan Jantung Indonesia mengajak perempuan Indonesia, termasuk para ibu bekerja, untuk menerapkan Panca Usaha Jantung Sehat untuk mencegah penyakit kardiovaskuler. Di antaranya, seimbangkan gizi dengan pola makan yang sehat, enyahkan rokok, hadapi dan atasi stres, awasi tekanan darah, teratur berolahraga.

Tak hanya menjalani gaya hidup sehat, perempuan juga harus paham tanda-tanda terkena serangan jantung agar bisa segera tertangani dengan tepat. Gejala-gejala serangan jantung pada umumnya adalah sakit dada seperti tertekan, bisa menjalar ke bahu kiri, rahang, maupun punggung.

"Namun pada perempuan, serangan jantung sering kali memiliki gejala-gejala yang tidak khas," kata Dr. dr. Amiliana Mardiani Soesanto, SpJP dari Departemen Kardiologi & Kedokteran Vaskuler FKUI/RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Gejalanya bisa seperti sedang masuk angin, terkena maag, kondisi tubuh terasa cepat lelah, atau gejala umum lainnya yang tidak khas.

Untuk mengetahui secara pasti, lebih baik periksakan kondisi jantung setiap setahun sekali, terutama jika sudah memiliki faktor risiko. Sebagai penutup, Syahlina Zuhal menyatakan harapannya agar para ibu tidak hanya mengedukasi dirinya tentang penyakit jantung dan gaya hidup sehat, tapi juga anggota keluarga, terutama anak-anak agar mereka pun dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung sejak dini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement