Selasa 26 Dec 2017 04:31 WIB

Manfaat Belajar Instrumen Musik untuk Kesehatan Mental

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ani Nursalikah
Bermain alat musik.
Foto: Republika/ Wihdan
Bermain alat musik.

REPUBLIKA.CO.ID, HOLLYWOOD -- Bermusik dapat memperkaya hidup seseorang dalam berbagai cara positif, salah satunya membuat hidup lebih bahagia. Banyak pakar medis juga merekomendasikan belajar instrumen musik untuk peningkatan fokus dan relaksasi.

Donny Gruendler, Presiden di Musicians Institute, Hollywood, AS menganjurkan belajar memainkan alat musik untuk menekan stres. Ia mengutip temuan studi yang menjumpai musik dengan tempo 60 beat per menit sebagai yang paling efektif bagi otak.

Musik demikian menyinkronkan ritme yang menginduksi gelombang otak alfa, gelombang yang mengatur keadaan santai dan sadar. Dua genre yang kerap dikaitkan oleh para pakar dengan pengaruh tersebut adalah aliran jazz dan musik klasik.

"Dengan memusatkan perhatian pada melodi dan nada yang dimainkan, seseorang akan semakin berkonsentrasi. Fokus pada pola berirama dan/atau melodi seringkali memberi dampak santai dan menenangkan," kata Gruendler, dikutip dari laman Refinery29.

Cara kerja otak saat belajar instrumen musik disebutnya melewati proses luar biasa, sehingga musisi memiliki otak yang berbeda secara fungsional dengan non-musisi. Sebab, bagian yang bertanggung jawab atas ingatan menjadi lebih aktif dan semakin berkembang.

Selain dampak fisik dan psikologis itu, Gruendler menyebut belajar alat musik juga sangat melatih kesabaran. Tidak heran karena musisi harus mempraktikkan lagu yang sama berulang-ulang sampai bisa memainkan lagu tanpa melihat partitur.

Ia menyebutkan pula rasa puas saat seseorang akhirnya berhasil menguasai alat musik usai meluangkan banyak waktu dan usaha. Disebut Gruendler, tidak ada proses yang cepat dan mudah untuk berbagai jenjang kemahiran.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya