REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi pekerja yang biasa dengan jadwal dan pekerjaan yang padat, makan tepat waktu mungkin menjadi hal yang sulit dilakukan. Namun tahukah Anda jika makan tepat waktu atau makan pada waktu yang sama dan konsisten dapat membantu mengurangi penyakit neurodegeneratif yang menyerang sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang khususnya saraf motorik.
Salah satu riset menemukan bahwa kondisi yang membuat sel saraf tertentu dalam otak menjadi rusak salah satunya disebabkan oleh tidak teraturnya jam makan seseorang. Salah satu penyakit yang dapat muncul antara lain adalah penyakit Huntington yaitu penyakit yang menyerang sistem saraf otak. Saat ini terdapat sekitar 6.700 orang di Inggris yang mengidap penyakit tersebut.
Ironisnya, para ilmuan bidang kedokteran belum dapat menemukan penawar penyakit tersebut. Hingga akhirnya muncullah sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal eNeuro yang menjelaskan cara untuk meningkatkan kualitas hidup bagi para pengidap penyakit Huntington. Dalam penelitian tesebut menyebutkan bahwa dengan membiasakan jam makan teratur dalam mengurangi risiko berkembangnya penyakit Huntington serta menjaga kesehatan jantung.
Periset dari Universitas Kalifornia, Los Angles, Amerika melakukan penelitian yang melibatkan beberapa ekor tikus yang mengidap penyakit Huntington setelah direkayasa secara genetik. Kelompok hewan pengerat tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang hanya diberi makan selama senam jam sekali dan sisanya dibebaskan makan kapanpun mereka suka.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tikus yang makan sesuai jam makan yang teratur mengalami peningkatan ekspresi gen pada striatum dan kesehatan kardiovaskular yang lebih baik. Dibandingkan kelompok tikus yang makan tanpa jam makan. Dengan demikian periset percaya bahwa membatasi makan hingga delapan jam dapat menurunkan risiko berkembangnya penyakit neurodegeneratif.
"Data ini menunjukkan jadwal makan dapat berperan dalam pengobatan penyakit hungtington dan dapat menyebabkan pengembangan pilihan pengobatan baru untuk gangguan neurodegeneratif," kata penulis studi Profesor Christopher Colwell. "Perubahan gaya hidup yang tidak hanya meningkatkan kualitas hidup tapi juga menunda perkembangan penyakit tersebut," lanjut dia, dilansir dari Independent.