Ahad 14 Jan 2018 08:19 WIB

Virus Flu Terburuk Serang Inggris

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Indira Rezkisari
Demam tinggi biasanya menyertai penyakit influenza..
Foto: Torange
Demam tinggi biasanya menyertai penyakit influenza..

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Virus flu asal Australia mulai memasuki Inggris dan diklaim telah menjatuhkan banyak korban dan mengambil perhatian khusus dari National Health Service (NHS). Virus ini dinobatkan sebagai virus terburuk dalam 20 tahun terakhir yang menewaskan 85 orang.

Diketahui pada pekan pertama kabar tersebarnya virus tersebut di Inggris, dilaporkan sekitar 22 ribu warga Inggris melakukan pemeriksaan ke dokter umum. Sebanyak 114 diantaranya memerlukan perawatan intensif.

Salah satu korbannya adalah Bethany Walker (18 tahun). Remaja asal Applecross, Skotlandia ini meninggal setelah gejala flu yang dideritanya berkembang menjadi infeksi pada bagian paru-paru yang disebut Pneumonia. Ketakutan akan bahayanya virus asal Australia ini juga bertambah ketika persediaan vaksin yang dianggap mampu menahan reaksi penyakit habis, sehingga risiko berkembangnya virus dalam tubuh semakin besar. Meski telah menghubungi seluruh wilayah di pernjuru Inggris, namun nyatanya persediaan vaksin tidak dapat memenuhi kebutuhan keseluruhan pasien.

Virus asal Australia ini dinyatakan sebagai virus yang menyerang setelah 100 tahun menyebarnya virus Spanyol yang dikatakan sebagai virus terburuk di dunia yang membunuh lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia. Menurut penemuan terbaru yang dikeluarkan beberapa waktu belakangan, dinyatakan bahwa satu dari lima orang yang menjalani perawatan di rumah sakit karena flu mematikan asal Australia ini akan terus mengalami terjebak dalam kondisi yang sama dengan gejalan berupa demam mendadak, nyeri pada seluruh badan, sakit tenggorokan, kelelahan, sulit tidur, dan kehilangan nafsu makan.

Mengingat waktu penyembuhan yang tidak sebentar, virus yang disebut H3N2 ini juga sangat cepat melakukan penyebaran terhadap bayi, orang yang mengidap penyakit kronis, dan orang lanjut usia. Saat menyerang Australia pada musim dingin 2017 lalu hampir selama satu dekade, terdata sekitar 72 kematian yang disebabkan serangan virus tersebut yang kebanyakan berasal dari tiga golongan tersebut.

Pakar Virologi Imperial Collage, London Profesor Wendy Barclay menjelaskan bahwa virus flu dapat bermutasi secara acak, dan menghasilkan patogen pengubah bentuk yang dapat menghasilkan virulensi mematikan. Virus H3N2, kata dia juga kemungkinan adalah hasil dari rekonstruksi virus 1918 yang sangat ganas dan sangat rentan menyerang hewan ternak.

"Flu Australia bukanlah hal yang baru, namun orang-orang yang rentan tampaknya tidak merespons vaksin tersebut seperti yang mungkin kita harapkan, dan ini lebih serius," kata Wendy.

Salah satu virus yang menyerang Inggris sebelum datangnya H3N2 terjadi pada 2009 lalu, yaitu flu babi yang mengakibatkan 138 orang meninggal dan menjangkit lebih dari 540 ribu orang. Babi dan unggas, kata dia sangat rentan terhadap wabah flu, dengan kondisi kehidupan yang padat menjadi lingkungan yang sempurna untuk pengembangan mutasi virus yang dapat dengan memudahkan mereka menyebar ke manusia, dan berpotensi menyebabkan pandemi global baru dan mematikan.

"Saat ini kita mungkin memiliki musim flu yang lebih buruk daripada yang kita alami selama beberapa tahun, dengan lebih banyak kematian dan lebih banyak rawat inap," lanjut dia, dilansir dari laman Telegraph.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement