REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sekitar 17 juta bayi di seluruh dunia berisiko mengalami masalah perkembangan otak karena polusi udara. Menurut United Nations Childrens Fund (UNICEF) anak-anak berisiko ini tinggal di daerah di mana polusi udara di luar ruangan enam kali lipat dari batas yang disarankan. Hal ini menyebabkan mereka menghirup udara beracun dan berpotensi membahayakan perkembangan otak.
Ia mengatakan melindungi anak-anak dari polusi udara tidak hanya menguntungkan mereka tetapi juga bermanfaat bagi orang tua dan masyarakat dengan adanya pengurangan biaya perawatan kesehatan. Selain itu juga terjadi peningkatan prosuktivitas pada anak-anak.
"Tidak ada anak yang harus menghirup udara yang tercemar dan berbahaya dan tidak ada masyarakat yang mampu mengabaikan polusi udara," katanya.
Penulis laporan tersebut Nicholas Rees dari UNICEF mengatakan kepada Thomson Reuters Foundation temuan ilmiah tentang hubungan dengan perkembangan otak masih belum pasti, namun bukti yang berkembang pesat merupakan alasan untuk memperhatikan masalah ini.