Sabtu 20 Jan 2018 06:50 WIB

Ingin Miliki Tubuh Berotot? Hindari Ini

Makanan instan dan berbaring lama di tempat tidur bisa mengurangi massa otot.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gym
Foto: Reuters
Gym

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Memiliki tubuh berotot dan bugar mungkin menjadi impian banyak pria untuk menyempurnakan penampilan. Pergi ke pusat kebugaran juga menjadi pilihan banyak orang untuk mendapatkan tubuh impian yang selama ini diidamkan. Tak jarang pula orang yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk membentuk tubuh mereka.

Namun nyatanya dengan rutin pergi ke pusat kebugaran, tidak menjamin bentuk tubuh yang diimpikan akan datang begitu saja, karena terdapat beberapa kebiasaan yang tanpa disadari dapat menghambat pembentukan otot tubuh.

Salah satu hambatan adalah kebiasaan mengonsumsi makanan instan atau kemasan. Bagi orang yang hidup dengan jadwal padat seringkali sulit mengonsumsi makanan segar atau terbiasa dengan makanan insan dan kemasan, seperti ikan kalengan.

Menurut Ahli Kinesiologi Jennifer Novak, kebiasaan ini membuat hilangnya asam lemak omega 3 yang seharusnya didapat dari tuna atau salmon yang berfungsi membangun pembentukan otot. Novak menjelaskan, asam lemak omega 3 juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin pada sel otot dan meningkatkan kemampuan otot menyerap protein yang diterima tubuh.

"Jika tidak menyukai ikan, Anda bisa mencoba sumber asam lemak omega 3 lainnya," kata Novak.

Selain mengonsumsi ikan segar, vitamin D dari paparan sinar matahari juga diperlukan karena berperan untuk menyerap kalsium yang baik untuk kesehatan tulang. Vitamin D, kata Novak juga berperan untuk membangun massa otot.

Mengingat penyerapan vitamin D akan menurun seiring bertambahnya usia, maka kebiasaan untuk mendapatkan sinar matahari selama beberapa menit perlu dilakukan sejak dini. "Cobalah rutin sinari wajah dan lengan selama beberapa menit, atau ditambah dengan suplemen penunjang lainnya," kata dia.

Selanjutnya adalah kebiasaan melewatkan jam makan. Hal ini mungkin menjadi kebiasaan yang dapat disengaja atau tidak disengaja, khususnya bagi orang yang tengah melakukan program diet. Namun nyataya mengurangi kalori dengan cara melewatkan jam makan dapat menjadi bumerang dan menghambat tujuan awal anda untuk mendapatkan tubuh ideal.

Kebiasaan ini, menurut Samuel Simpson dari NSCA-CPT dapat mengurangi kalori yang dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan atau menumbuhkan otot. Kebiasaan ini, kata dia juga dapat memperlambat metabolisme dan mengurangi massa otot bahkan menggantikannya dengan lemak.

Menurut Samuel, daripada melewatkan makan, lebih baik makan makanan sehat untuk menjaga metabolisme tubuh tetap tinggi dan pertumbuhan otot. "Lebih baik makan makanan enak untuk menjaga agar metabolisme tetap tinggi dan memicu pertumbuhan otot," kata Samuel.

Kebiasaan memangkas porsi karbohidrat memang dapat mebantu mengecilkan lingkar pinggang, namun ternyata berdampak negatif bagi pembentukkan otot. Karbohidrat adalah zat yang cukup penting dalam pertumbuhan massa otot karena saat melakukan latihan fisik, tubuh akan memanfaatkan karbihidrat sebagai sumber energi dan mengubahnya menjadi glukosa. Selama proses tersebut, karbohidrat akan dipecah dan disimpan di otot dan hati sebagai glikogen.

"Tanpa karbohidrat, tubuh tidak bisa menyimpan glikogen itu, dan kerusakan otot akan terjadi," lanjut Samuel.

Bagi penderita penyakit kronis, olahraga dan latihan fisik dapat menjadi cara alami untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu, dengan hanya berbaring di tempat tidur juga akan membuat otot dan sendi menjadi kaku serta mengurangi massa otot. Menurut ahli bedah ortopedi Benjamin Domb mengatakan, olahraga akan membantu mempertahankan massa otot dan mengurangi rasa sakit pada sendi.

Dia juga menyarankan untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri seperti ibuprofen, karena menurut studi di Proceedings of National Academy of Sciences, America yang dilakukan beberapa waktu belakangan menjelaskan mengonsumsi pereda nyeri yang berlebihan dapat menghalangi regenerasi otot dan menyebabkan penurunan kondisi tubuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement