REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Sebuah penelitian mengungkapkan bawang merah Persia dapat membantu melawan resistensi antibiotik pada kasus tuberkulosis (TBC). Periset percaya sifat antibakteri yang diekstrasi dari bawang merah Persia dapat meningkatkan efek pengobatan antibiotik yang ada.
Mereka mengatakan bawang merah Persia dapat membantu membalikkan keadaan penderita TBC yang resisten terhadap obat. Namun para periset mengatakan penelitian masih dalam tahap awal dan uji klinis perlu diikuti.
Dalam studi yang sedang berlangsung dan dipimpin oleh Birkbeck, Universitas London dan Universitas College London (UCL), tim peneliti melakukan tes pada empat molekul yang berbeda dari bawang merah. Mereka menemukan keempat molekul ini menurunkan keberadaan bakteri dalam obat yang resisten dengan TBC secara signifikan.
Hal itu menghambat pertumbuhan sel TBC hingga lebih dari 99,9 persen. Tim tersebut menyimpulkan senyawa kimia dapat digunakan bersamaan dengan antibiotik yang ada untuk memerangi TBC.
Salah satu penulis studi dari departemen Biologi Birkbeck, DrSanjib Bhakta mengatakan meskipun ada upaya global terpadu untuk mencegah penyebaran TBC, sekitar 10 juta kasus baru dan dua juta kematian dilaporkan terjadi pada 2016.
Baca juga: Dosen ITS Rancang Alat untuk Percepat Diagnosis TBC
Dalam mencari anti bakteri baru, cenderung berfokus pada molekul yang cukup potensial untuk dikembangkan secara komersial sebagai entitas obat baru.
"Namun, dalam penelitian ini kami menunjukkan dengan menghambat sifat resistensi intrinsik utama dari TBC, seseorang dapat meningkatkan efek pengobatan antibiotik yang ada dan membalikkan gelombang resistan obat yang sudah ada," ujar Dr Sanjib Bhakta, dikutip dari BBC.
Sementara itu penulis lain dan kepala departemen kimia farmasi dan biologi UCL, Prof Simon Gibbons mengatakan produk alami dari tumbuhan dan mikroba memiliki potensi besar sebagai sumber antibiotik baru.
"Alam adalah ahli kimia yang luar biasa kreatif dan kemungkinan tanaman seperti bawang merah Persia menghasilkan bahan kimia untuk melawan mikroba (jahat) di lingkungan mereka," kata Gibbons.