Kamis 01 Feb 2018 10:10 WIB

Tak Ada Faktor Keturunan Bukan Berarti Aman dari Diabetes

Pola makan tidak seimbang dan berlebih tingkatkan risiko diabetes.

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Konsumsi makanan rumahan minimal dua kali sehari membantu mengurangi risiko terkena diabetes tipe dua.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Konsumsi makanan rumahan minimal dua kali sehari membantu mengurangi risiko terkena diabetes tipe dua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu faktor risiko dari penyakit diabetes mellitus adalah faktor keturunan. Namun, bukan berarti orang-orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan diabetes mellitus terbebas dari risiko penyakit diabetes mellitus tipe 2.

"Yang ada faktor keturunan tapi makan dan aktivitas dijaga risiko terkena dapat berkurang, daripada yang tidak ada turunan tapi semua nggak dijaga, bisa kena," tegas spesialis gizi klinik dr Cindiawaty Josito MARS MS SpGK dalam peluncuran H2 Health & Happiness Tepung Kelapa di Jakarta, Rabu (31/1).

Cindiawaty mengatakan salah satu faktor risiko dari diabetes mellitus tipe 2 adalah gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2 adalah gaya hidup sedentari atau kurang aktivitas fisik.

"Banyak duduk aja, main ponsel terus, yang bergerak cuma jari," tambah Cindiawaty.

Sedangkan pola makan yang dapat meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2 adalah pola makan tidak seimbang dan berlebih. Salah satunya adalah konsumsi gula yang terlalu banyak.

Saat ini, seringkali orang tidak menyadari bahwa makanan dan minuman yang mereka konsumsi sebenarnya mengandung banyak gula. Minuman kemasan misalnya, bisa memiliki kandungan gula sebesar 26 gram per kemasan. Jumlah ini sangat besar mengingat batasan asupan gula per hari yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan RI adalah 50 gram.

"Teh manis, gula juga. Nggak makan tapi minum beberapa gelas, kalori bertambah ngagk disadari," ungkap Cindiawaty.

Oleh karena itu, Cindiawaty mengimbau agar siapapun menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Selain memperhatikan pola makan dan gaya hidup, pengelolaan stres yang baik dan menghindari asap rokok maupun konsumsi alkohol juga perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan diabetes mellitus.

Cindiawaty juga mengingatkan agar masyarakat tidak menyepelekan penyakit ini. Meski ada obat yang bisa dikonsumsi pasien diabetes, ada proses dari penyakit diabetes mellitus yang tetap berjalan di dalam tubuh.

"Kalau sudah diabetes, tidak ada turning point," terang Cindiawaty.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement