Selasa 06 Feb 2018 17:18 WIB

Orang Depresi Cenderung Gunakan Kata-Kata Ini

Depresi dapat mengubah segalanya dalam hidup seseorang.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Winda Destiana Putri
Depresi. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Depresi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depresi dapat mengubah segalanya dalam hidup seseorang. Bahkan dalam cara berkomunikasi pun akan memberikan perbedaan seperti biasa yang digunakannya atau dipakai oleh orang pada umumnya.

Ilmuwan telah lama mencoba untuk menjabarkan hubungan yang tepat antara depresi, bahasa, dan teknologi membantu untuk lebih dekat dengan gambaran penuh. Studi yang telah diterbitkan dalam Clinical Psychological Science menyatakan jika penggunaan kata-kata tertentu dapat membantu memprediksi secara akurat apakah seseorang menderita depresi.

Secara tradisional, analisis linguistik di bidang ini telah dilakukan oleh para peneliti yang sedang membaca dan mencatat. Saat ini, metode analisis teks terkomputerisasi memungkinkan pemrosesan data bank sangat besar dalam hitungan menit.

Baca juga: Riset: Perjalanan Bisnis Picu Depresi

Hal ini dapat membantu melihat fitur linguistik yang mungkin dilewatkan manusia, menghitung persentase prevalensi kata dan kelas kata, keragaman leksikal, panjang kalimat rata-rata, polagramatikal dan banyak metrik lainnya. Dalam studi tersebut mengungkapkan, mereka yang memiliki gejala depresi menggunakan kata-kata yang berlebihan yang menyampaikan emosi negatif, khususnya kata sifat dan kata keterangan negatif seperti "kesepian","sedih" atau "sengsara".

Seseorang yang depresi pun menggunakan kata ganti tunggal orang yang lebih signifikan, seperti saya dan aku. Mereka kurang menggunakan kata ganti orang kedua dan ketiga seperti mereka, kamu, kami, kita, dan dia.

Fenomena tersebut menunjukkan penderita depresi lebih fokus pada diri mereka sendiri, dan kurang berhubungan dengan orang lain. Periset telah melaporkan kata ganti sebenarnya lebih dapat diandalkan dalam mengidentifikasi depresi daripada kata-kata emosi negatif, dikutip dari Independent, Selasa (6/2).

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement