REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini mengurangi garam pada makanan atau bahkan diet garam banyak dilakukan. Alasannya, garam dapat memicu tekanan darah sehingga menyebabkan darah tinggi. Namun laman Lifehack menjabarkan informasi baru perihal garam dan makanan asin.
Sebuah penelitian dilakukan oleh Monica Reinagel, seorang ahli dari Acclaimed Nutrition Diva. Ia mengatakan bahwa makanan asin mampu membuat seseorang merasa lapar, tapi juga bisa membakar kalori. Studi terbaru tersebut dilakukan Reinagel terhadap sekelompok Kosmonot Rusia yang tengah dipersiapkan untuk sebuah pameran luar angkasa.
"Kami secara teratur menambahkan garam pada makanan mereka," ungkap Reinagel. Garam yang ditambahkan berkisar antara 2.300-4.800 mg sodium setiap hari, dengan catatan tetap mempertahankan jumlah kalori. Para peneliti ingin memperhatikan pengaruh garam yang sejauh ini dianggap bertentangan.
Dari penelitian tersebut ditemukan, Kosmonot merasa lebih lapar ketika garam ditambahkan dalam makanan. Hal tersebut juga terjadi pada eksperimen tikus. Manusia atau tikus menunjukkan reaksi serupa. Namun keduanya tetap menghasilkan urine yang cukup besar meski tidak mengonsumsi banyak air.
Di dalam penelitian, tubuh mereka justru dinyatakan bebas dari garam karena terbawa bersama urine. Meski demikian, penelitian bukan menyebutkan konsumsi garam boleh secara berlebihan. Tubuh manusia dirancang memiliki pertahanannya sendiri. Hal tersebut bisa didapatkan dengan pola hidup seimbang.
"Kita perlu menerapkan moderasi terhadap apapun yang kita lakukan, termasuk asupan makanan," lanjut Reinagel. Sistem pertahanan tubuh manusia mungkin sangat kuat. Akan tetapi banyak hal yang bisa berbahaya bagi tubuh sebelum membuang zat berbahaya tersebut.