Sabtu 10 Feb 2018 17:29 WIB

Asal Berdiet Tingkatkan Risiko Diabetes

Penurunan berat badan dengan diet yang salah dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Gita Amanda
Diabetes
Foto: Boldsky
Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaturan pola makan (diet) yang menjanjikan penurunan berat badan dalam waktu singkat, seringkali meraih popularitas yang cukup besar di tengah masyarakat. Padahal, diet yang diadopsi belum tentu sesuai dan seimbang gizi.

Di sisi lain, penurunan berat badan dengan diet yang salah juga dapat menyebabkan masalah kesehatan baru. Salah satunya adalah peningkatan risiko prediabetes maupun diabetes.

"Prediabetes hingga diabetes pun bisa disebabkan oleh diet yang salah, termasuk diet keto," ungkap Doketr Ahli Gizi, Dr dr Tan Shot Yen MHum, saat dihubungi Republika.co.id pada Sabtu (10/2).

Diet keto memang menjadi salah satu diet yang cukup populer bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan. Alasannya, penerapan diet keto dapat membantu upaya penurunan berat badan dengan jumlah banyak dan dalam waktu yang singkat.

Diet keto, lanjut Tan, memang terlihat bisa menguruskan badan. Akan tetapi, tak banyak yang menyadari bahwa berat badan yang menyusut akibat diet yang tidak tepat akan membuat organ-organ di dalam tubuh ikut menyusut.

"Seperti pankreas pun ikut menyusut," tambah Tan.

Penyusutan pankreas ini pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan insulin dalam mengatur kadar gula darah. Ketika kemampuan insulin dalam mengatur kadar gula darah hilang, kemungkinan terjadinya diabetes pun akan membesar.

"Bukan hanya menyebabkan orang yang sedang berdiet justru menjadi diabetes, tapi juga sel-sel di hati diganti oleh lemak, menimbulkan non-alcoholic fatty liver," jelas Tan.

Hal ini tentu mengkhawatirkan karena diabetes merupakan salah satu dari empat Penyakit Tidak Menular (PTM) utama yang menyumbang kematian terbanyak di Indonesia. Sedangkan prediabetes bisa dianggap sebagai 'pintu masuk' menuju diabetes. Yang cukup berbahaya, kondisi prediabetes seringkali tidak disadari karena umumnya tidak bergejala.

Di Indoensia, prediabetes telah menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan prevalensi prediabetes pada kelompok usia di atas 18 tahun di Indonesia. Dari semula 10,2 persen pada 2007 menjadi 29,9 persen atau hampir 30 persen pada 2013 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar.

Selain memicu terjadinya prediabetes maupun diabetes, Tan mengungkapkan upaya penurunan berat badan dengan diet yang salah juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lain. Salah satunya adalah non alcoholic fatty liver atau perlemakan hati non-alkohol.

"Terbayang sudah beban negara dan beban keluarga jangka panjang?" tanya Tan.

Oleh karena itu, masyarakat sebaiknya tak tergoda untuk mencoba beragam diet yang mengklaim dapat menurunkan berat badan dalam waktu cepat. Penurunan berat badan sebaiknya dilakukan dengan menerapkan pengaturan pola makan yang baik dan seimbang gizi. Pengaturan pola makan yang baik ini juga harus diiringi dengan olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh.

"Mulailah mengatur makan dan olah raga secara bijak, seperti mengatur hidup secara keseluruhan," ujar Tan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement