REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah terbesar dengan makanan saat ini adalah label pada makanan. Makanan mungkin disebut 'bebas lemak' atau 'bebas gula' atau 'bebas gluten'. Label makanan namun sudah pasti membuat konsumen bingung.
Satu jenis makanan terbiasa dilahap masa kini adalah makanan olahan. Manusia masa kini sering tak terhindari melahap makanan cepat saji. Sosis dan salami adalah contoh sempurna dari hal ini.
Tidak hanya mudah didapat tapi juga mudah terjangkau bagi populasi pekerja. Yang perlu Anda lakukan hanyalah memasaknya di wajan atau microwave. Tapi apakah konsumsi sumber protein olahan ini sehat?
Sangat diproses
Sosis dan salami adalah daging olahan yang bisa membahayakan tubuh Anda dalam jangka panjang. Untuk meningkatkan daya tahan sosis dan salami, pabrikan sering menambahkan bahan yang mungkin tampak tidak berbahaya saat ini namun menyebabkan kerusakan permanen pada proses pencernaan Anda.
Bahan tambahan
Agar salami dan sosis lebih enak dan adiktif, ada bahan makanan yang tidak diketahui sering ditambahkan yaitu enhancer. Ini mengandung komposisi kimia yang meningkatkan rasa daging olahan dan seringkali berbahaya.
Tinggi sodium
Garam kadar tinggi ditambahkan ke salami dan sosis untuk mempertahankan rasa mereka. Konsumsi natrium dalam jumlah banyak dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti hipertensi dan kondisi jantung.
Bahan sintesis
Meski sudah banyak penelitian yang menyebutkan adanya bahan sintetis pada daging olahan seperti salami dan sosis, belum ada bukti kuat yang ditemukan. Sosis dan salami biasanya terbuat dari usus daging babi, daging sapi, dan ayam. Namun, ada kemungkinan bahwa ini juga mengandung bahan sintetis untuk meningkatkan jumlahnya.
Nitrosamin
Daging olahan membentuk nitrosamin saat mereka terkena panas tinggi. Misalnya, jika Anda menggoreng sosis atau salamis sebelum mengonsumsinya atau dimasukkan microwave untuk jangka waktu yang lebih lama. Sebagai per studi, nitrosamin adalah alasan utama kanker usus, dilansir dari Times of India.